
Sentani, NGK– Belasan anak muda yang tergabung dalam Komunitas Jayapura Bergerak (KJB), Senin (1/2/2021) melakukan aksi bersih-bersih di Dermaga Yahim, Danau Sentani. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Hari Pekabaran Injil (PI) di Tanah pada 5 Februaru nanti.
Menurut Koordinator KJB, Syerif K. Tokoro SPd.K, bahwa aksi bersih-bersih di Dermaga Yahim ini, merupakan wujud keberpihakan anak-anak muda di Kampung Yahim terhadap kebersihan lingkungan khususnya kebersihan di perairan Danai Sentani.
“Pantai Yahim ini hampir menjadi tempat sampah dari masyarakat Kota Sentani yang dibawa air sungai hingga bermuara di Pantai Yahim. Melihat kondisi ini, kami – anak-anak muda terpanggil untuk membersihan Dermaga Pantai Yahim dari sampah Non Organik dan organik yang berada di perairan dermaga Yahim,” Ungkap Syerif K. Tokoro SPd.K kepada NGK di Dermaga Yahim, Senin (1/2/2021).
Syerif K. Tokoro menjelaskan, bongkangan kayu dan sampah pelastik yang dibawa air saat banjir bandang pada Maret 2019, masih ada di Dermaga Yahim. Sampah-sampah itu dibiarkan tertimbun dan hanyut di perairan di Dermaga Yahim. “Tidak ada yang memperhatikan. Untuk itu, dalam rangka hari Pekabaran Injil (PI) di Tanah Papua, kami – Komunitas Jayapura Bergerak untuk membersihkan sampah di Dermaga Yahim,” kata Tokoro.
Bagi anak-anak muda Yahim, kebersihan lingkungan itu, merupakan cermin dari iman seorang Kristiani. “Untuk itulah, pada Hari PI di Tanah Papua, kami mencoba menjaga keutuhan Ciptaan Tuhan terhadap lingkungan yang bersih dan indah,” kata Tokoro.

Syerif K. Tokoro SPd.K mengungkapkan, keberpihakan anak-naka muda Yahim ini, secara spontan didukung oleh salah satu tokoh masyarakat Sentani, Kristian Epa dengan memberi bantuan air minum dan makanan ala kadarnya.
“Saya kebetulan ada di Yahim. Dan saya melihat, anak-anak muda dengan semangatnya membersihkan sampah, sehingga saya terpanggil untuk memberi semangat dan dukungan kepada mereka. Bantuan yang saya berikan ini, nilai kecil tapi, saya berharap dengan bantuan ini, dapat menjadi pendorong semangat bagi anak-anak mudah untuk terus berkarya menjaga alam dan lingkungan sekitarnya,” untgkap Kristian Epa.
Kristain Epa berharap, sikap keberpihakan yang ditunjukan Komunitas Jayapura Bergerak (KJB) dapat menjadi perhatian semua pihak, baik tua-tua adat, tokoh agama, tokoh perempuan serta pemerintah untuk dapat mendukung aksi bersih-bersih Dermaga Yahim.
“Dermaga Yahim ini, adalah salah satu pelabuhan yang sangat strategis bagi masyarakat di Sentani Tengah. Sebab dermaga ini yang menjadi penghubung antara masyarakat Sentani Tengah dengan Kota Sentani. Di Dermaga ini juga menjadi pusat transaksi jual beli bagi masyarakat Sentani Tengah. Dan di dermaga ini, pemerintah telah membangun dermaga yang bagus. Untuk itu, kita harus memperhatikan kebersihan dermaga ini,” kata Kristian Epa.

Menurut Kristian, pemerintah jangan hanya membangun dermaga yang representatif saja, tapi harus memperhatikan faktor-faktor pendukung lainnya, seperti kebersihan dermaga.
Tentang sarana yang dipakai untuk mempersihkan sampah, Syerif K. Tokoro SPd.K menjelaskan, bahwa sampah-sampah yang mengapung di danau dikumpulkan lalu diangkut dengan speeboad dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Speedboad ini merupakan bantuan saat bencana banjir bandang. Tapi setelah banjir bandang, Speedboad yang diberikan kepada setiap kampung itu, tidak diperhatikan. Untuk itu, kami gotong royong membeli bahan bakar lalu kami menggunakan speedboad itu untuk mengangkut sampah. Dan sampah yang kami angkut itu, kami buang di tepi danau yang tak jauh dari dermaga,” kata Syerif Tokoro.
Tentang dukungan dan bantuan dari Kristian Epa, bagi Syerif Tokoro, dukungan dan bantuan dari seorang tokoh masyarakat Sentani seperti Kristian Epa, jarang kita jumpai. “Ada cukup banyak, orang-orang hebat dari Danau Sentani, tapi sedikit yang punya hati dan kepedulian terhadap hal-hal kecil seperti sampah yang ada di Dermaga Yahim. Setiap hari, ada pejabat yang lewat di dermaga ini, tapi mereka tak punya hati untuk mendukung aksi bersih-bersih seperti ini,” kata Tokoro.
Selain itu, Syerif Tokoro juga mengatakan, saat ini cukup banyak organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh masyarakat Sentani. Tapi semua organisasi itu, hanya mencari populeritas dan kepentingan pribadi. Dan kemunculannya, disaat-saat tertentu untuk tujuan tertentu. Tapi untuk memperhatikan hal-hal kecil dalam masyarakat, seperti sampah, kelihatannya, tidak menjadi perhatian organisai-organisasi itu. (ian)