
“Air Tanah, Membuat yang Tak Terlihat menjadi Terlihat.”
Jayapura, NGK – Aksi perambahkan hutan di sekitar Kabupaten dan Kota Jayapura, tampaknya semakin menjadi-jadi. Akibatnya, penduduk Jayapura mulai merasakan krisis air bersih. Untuk itu, pada Hari Air se Dunia yang diperingati setiap tahun pada 22 Maret itu, perlu dijadikan dasar untuk menekan aksi perambahan di Kabupaten dan Kota Jayapura.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Jan Jap L. Ormuseray SH, MSi dalam berbagai kesempatan di Jayapura, belum lama ini.
Menurut Jan Jap L. Ormuseray, Peringatan Hari Air Sedunia atau World Water Day ini bertujuan untuk memberi kesadaran akan pentingnya air dan krisis air bersih di beberapa Negara, termasuk masyarakat dan pemerintah di Kabupaten dan kota Jayapura. “World Water Day yang diperingati setiap tahun pada 22 Maret itu dan tahun 2022, berfokus pada air tawar,” kata Jan Jap L. Ormuseray.
Ormuseray mengatakan, tema Hari Air Sedunia 2022 adalah “Air Tanah, Membuat yang Tak Terlihat menjadi Terlihat.”
Melansir laman resmi United Nation (UN), fokus utama pada Hari Air Sedunia 2022 ini yakni tindakan untuk mengatasi krisis air global.
Hal itu supaya mendukung tercapaianya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6: air dan sanitasi untuk semua pada tahun 2030.
Hari Air Sedunia diperingati pada tanggal 22 Maret setiap tahun sejak 1993, berikut sejarahnya.
Sejarah Hari Air Sedunia
Gagasan World Water Day dimulai pada tahun 1992, saat itu, Perserikatab Bangsa Bangsa (PBB) mengadakan konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro.
Pada tahun yang sama, Majelis Umum PBB menciptakan sebuah resolusi dimana 22 Maret setiap tahun dinyatakan sebagai Hari Air Sedunia, yang di mulai tahun 1993.
Setiap tahun, Hari Air Sedunia menyoroti aspek tertentu dari air tawar. Berikut ini adalah daftar tema Hari Air Sedunia sejak tahun 1994.
- Kerjasama Air 2013
- Ketahanan Air dan Pangan 2012
- 2011 Air untuk Kota
- Kualitas Air 2010
- Perairan Lintas Batas 2009
- Tahun Sanitasi Internasional 2008
- Kelangkaan Air 2007
- 2006 Air dan Budaya
- 2005 Air untuk Kehidupan 2005-2015
- 2004 Air dan Bencana
- 2003 Air untuk Masa Depan
- 2002 Air untuk Pembangunan
- 2001 Air untuk Kesehatan – Mengambil alih
- 2000 Air untuk Abad 21
- 1999 Semua orang tinggal di Hilir
- 1998 Air Tanah – Sumber Daya yang Tak Terlihat
- 1997 Air Dunia – Apakah Cukup?
- 1996 Air untuk Kota Haus
- 1995 Wanita dan Air
- 1994 Merawat Sumber Daya Air Kita adalah Urusan Semua Orang
Menyinggung tetang banyaknya aksi perambahan hutan di Kabupaten dan Kota Jayapura, Ormuseray menegaskan, bahwa pemerintah dan semua komponen masyarakat harus tahu dan sadar akan pentingnya menjaga alam ini.
“Kalau kita tidak sadar dengan pentingnya menjaga alam kita, maka yang akan terkena dampaknya adalah kita sendiri. Banjir, tanah longsor, air meluap kerena drainase tersumbat sampah dan juga debit air berkurang. Semua itu dampak dari ketidak-sadaran kita untuk menjaga alam,” ungkap Jan Jap L. Ormuseray SH, MSi pada acara ibadah lepas sambut tahun baru 2022 dan juga syukuran masuk kantor Cabang Dinas kehutanan dan lingkungan hidup Jayapura di kompleks kehutanan, di Kemiri, Sentani, pada Jumat 14 Januari 2022. (Krist & Vihky)