Beranda K-AMAN VI Model Kebangkitan Adat di Kabupaten Jayapura Akan Jadi Contoh

Model Kebangkitan Adat di Kabupaten Jayapura Akan Jadi Contoh

366
0
BERBAGI
Peserta Workshop Arena Pemenuhan Dan Perlindungan Hak Kolektif Perempuan Adat Dalam Kebijakan Di Indonesia yang bertempat di Horex Hotel, Kamis (20/10) - Foto : Ambros

“Model Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura, akan kami bawa pulang ke daerah kami masing-masing dan kemudian kami mendorong para pemimpin atau kepala daerah agar banyak belajar dari teladan yang ada di Kabupaten Jayapura.”

 

SENTANI, NGK –  “Model Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura, akan kami bawa pulang ke daerah kami masing-masing dan kemudian kami mendorong para pemimpin atau kepala daerah agar banyak belajar dari teladan yang ada di Kabupaten Jayapura,” ungkap Ketua Perempuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Devy Anggrainy kepada perwakilan perempuan nusantara dari berbagai region saat menggelar kegiatan Workshop Arena Pemenuhan Dan Perlindungan Hak Kolektif Perempuan Adat Dalam Kebijakan Di Indonesia yang bertempat di Horex Hotel, Kamis (20/10) kemarin.

 

Ketua Perempuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Devy Anggrainy (Foto: Ambros)

Devy Anggrainy mengapresiasi gerakan Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) Kabupaten Jayapura, pada 24 Oktober 2022, genap 9 tahun dan sekaligus dirayakan bersamaan kegiatan Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) Ke-VI di wilayah adat Tabi.

Apresiasi ini dilontarkan Devy kepada perwakilan perempuan nusantara dari berbagai region saat menggelar kegiatan Workshop Arena Pemenuhan Dan Perlindungan Hak Kolektif Perempuan Adat Dalam Kebijakan Di Indonesia yang bertempat di Horex Hotel, Kamis (20/10) kemarin.

“Perempuan AMAN memberikan apresiasi kepada Bupati Jayapura yang telah mewujudkan isi dari Kebangkitan Masarakat Adat Kabupaten Jayapura yang kini sudah sembilan tahun. Satu langkah sudah dimulai Bapak Bupati Jayapura dan apresiasi harus kita berikan karena sudah memastikan kita berdaulat di atas kampung adat kita. Salah satunya melalui 14 kampung adat yang telah diakui negara lewat pemberian kodefikasi resmi,” ujarnya yang langsung disambut tepukan tangan meriah dari peserta Perempuan AMAN yang hadir.

Selanjutnya menurut Devy, kerja keras di atas kampung adat ada pada pundak perempuan-perempuan adat untuk memastikan bahwa perempuan adat tidak ditinggalkan dalam pengakuan yang sudah diberikan negara.

Memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan perempuan adat dijaga terus dan diwariskan kepada genarasi berikutnya yang menjadi bagian dari identitas kita.

“Model Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura, akan kami bawa pulang ke daerah kami masing-masing dan kemudian kami mendorong para pemimpin atau kepala daerah agar banyak belajar dari teladan yang ada di Kabupaten Jayapura,” ujarnya.

Sementara itu, ibu Kristino Sawa dari Samdhana Institut juga mengatakan bahwa perempuan adat sejatinya harus mengisi kedaulatan kampung-kampung adat dengan cara membangkitkan semangat kebersamaan dan kerja sama kolektif seluruh elemen perempuan adat di tanah air.

“”Perempuan adat akan kuat jika selalu bekerja sama, jika kita bekerja sendirian kita tidak akan kuat. Dan sebagai perempuan adat di dunia ini, secara khususnya di Indonesia seperti dalam himne AMAN mengajak untuk bersatu itu artianya sesuatu yang akan kita tuju dan Indonesia ini tidak akan kuat tanpa adanya perempuan dan kerja sama,”pungkasnya. (KA/MC KMAN)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here