SENTANI, NGK – Pemerintah belum berpihak kepada masyarakat adat. Hal ini sudah dirasakan masyarakat adat dalam memperjuangkan hak-haknya. Untuk itu, Ondoafolo Nendali di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Yan Piet Wally melalui juru bicaranya, Khoselo Erick Wally menyatakan, pihaknya sudah dan terus metasakan, kalau pemerintah tidak peduli terhadap masyarakat adat.
“Kami dari kampung kecil ini menitipkan pesan, kami sudah merasakan bagaimana Pemerintah tidak peduli terhadap adat. Untuk itu, melalui sarasehan ini, kami harapkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memproteksi kepentingan masyarakat adat di seluruh Nusantara” kata Erick Wally, Rabu (25/10/2022), ketika menyambut 132 peserta Yo Riya (sarasehan) yang mengikuti Yo Riya dan tinggal di Kampung Nendali-Netar.
Berbicara dengan gaya puitisnya, Erick menyampaikan, “Keteduhan dan kesejukan Danau Sentani adalah symbol dari hati kami untuk menyambut dan menerima kehadiran seluruh peserta sarasehan yang hadir di kampung Nendali ini,” ungkapnya.
Ia juga mengajak kepada seluruh peserta untuk tidak usah ragu dan takut berada di Kampung Nendali. “Anggap saja ini rumah dan Kampung sendiri,” ujarnya.
Ia juga menitip pesan kepada seluruh peserta Kongres MAN bahwa sejarah negara Indonesia telah membuktikan bahwa adat memiliki peran penting melahirkan bangsa ini, banyak raja-raja tercatat dalam sejarah yang mati melawan penjajah, tetapi sampai hari ini, hak-hak masyarakat adat hanya menjadi bagian kecil dari kepentingan pemerintah.
“Karena itu kami dari kampung kecil ini menitipkan pesan, “kami sudah merasakan bagaimana Pemerintah tidak peduli terhadap adat, itu sebabnya melalui forum ini kami harapkan dapat menghasilkan regulasi yang dapat memproteksi kepentingan masyarakat adat di seluruh Nusantara” titip Erick mengakhiri sambutannya. (MC KMANVI Kab. Jayapura)
