Pemerintah Kabupaten Jayapura diminta untuk segera turun tangan. Jangan membiarkan guru-guru tinggalkan tugas dan kabur ke kota. Sementara anak didiknya dibiarkan terlantar.
JAYAPURA, NGK – Lagi-lagi persoalan guru yang kabur ke kota. Kali ini, terjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri Ormu Kecil, Kampung Necehibe, Distrik Ravinirara, Kabupaten Jayapura. Gurunya kabur ke kota dan membiarkan anak didiknya terlantar.
Persoalan ini diungkapkan oleh Ondoafi yang juga sebagai Kepala Kampung Necehibe, Gustaf Rudolf Toto, pada Selasa, 9 Mei 2023 di kampungnya, katanya, mereka di Kampung Necehibe soal pendidikan sangat terkendala dengan tenaga guru yang ada di SD Negeri Ormu Kecil, gurunya sering tinggalkan sekolah dan pergi ke kota.
“Kami di sini, ada SD Negeri Ormu Kecil yang fisik bangunan SDnya lengkap, cuma proses belajar mengajar yang terkendala terkendala. Semua kepala sekolah yang datang atau ditugaskan ke Necehibe tidak betah, mereka pergi ke kota untuk waktu yang lama. Kami rindu anak-anak kami bisa belajar baik seperti sekolah lain,” tutur Ondoafi Gustaf Toto.
Menurut Ondoafi Gustaf Toto, kondisi tersebut sudah terjadi lima tahun belakangan ini. Untuk itu Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura diminta untuk merespon keluhan masyarakat di Kampung Necehibe, untuk kelancaran proses belajar mengajar di SD Ormu Kecil Kampung Necehibe. Semoga di tahun ajaran baru anak-anak di kampung tersebut dapat belajar dengan lancar.
“Kami minta tahun ajaran baru, pemerintah bisa aktifkan guru-guru itu lagi, biar anak-anak bisa belajar baik kembali, ” ucap Gustaf Toto.
Tambahnya, untuk saat ini di sekolah SD Ormu Kecil hanya ada dua guru honor saja yang ditanggung oleh pemerintah kampung, guru PNS dan guru kontraknya belum datang, berdasarkan hasil penelusuran pada data pokok pendidikan SD Ormu Kecil memiliki dua guru PNS dan dua guru honor untuk enam rombongan belajar.
Berdasarkan pantauan media ini, memang di sekolah tersebut hanya di temui dua orang guru honor saja, sedangkan
SD Ormu Kecil, bangunan fisiknya ada enam kelas untuk enam rombongan belajar. Dan saat ini hanya ada dua guru honor yang ditanggung oleh pemerintah kampung. (Viktor Done/ka)