JAYAPURA, NGK – Sejumlah mama-mama Papua asal suku Mee dari Kabupaten Nabire Papua Pegunungan Tengah, hadiri di Fastival Danau Sentani Ke XIII pada 5 – 7 Juli 2023 dengan membawa 1000 noken hasil rajutan tangan untuk dijual di festifal ini yang digelar Pantai Kalkote.
Dengan menumpang Kapal laut dari Nabire menempuh perjalan dua malam dua hari menuju Jayapura dengan membawa 1000 noken dari hasil rajutan tangan dari delapan perempuan yang sudah sering mengisi ivent-ivent festival budaya yang digelar di Tanah Papua, termausk Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ke –VI tahun 2022 lalu.
“Kami bawa seribu noken, kami ada delapan orang yang mendapat stan atau tenda untuk kami menjual noken-noken ini,“ ungkap Mama Ance Pakage pada Kamis, (6/7/2023).
Untuk lebih nyaman menjajahkan dagangan noken yang terbuat dari kulit kayu dan rajutan benang tersebut , mereka terbagi menjadi empat kelompok dengan menempati tenda/ stand yang sudah di siapkan panitia dengan membayar biaya penyewaan sebesar 1 juta rupiah.
“Kami bagi beberapa kelompok, tenda ini kami sewa satu juta selama ivent FDS ini,“ kata Mama Ance Pakage.
Setiap Noken yang mereka jual, harganya bervariasi, tergantung tingkat kesulitan dalam membuat Noken. Jadi harganya antara 250 ribu rupiah hingga 200 ribu rupiah per nokennya, . “Satu jual noken itu, satu hari kami bisa mendapat Rp3 juta rupiah selama FDS berlangsung,” ujar Mama Ance Pakage.
Selain noken mereka juga menjual kerajinan kulit Kayu, anggrek hingga pernak-pernik lain bernuansa Papua.
Melvi Paryono, Jurnalis Foto asal Jawa Barat, mengaku membeli dua buah noken kulit kayu untuk di bawah sebagai pernak-pernik oleh-oleh ke Kampung halamanya di Bandung, Jawa Barat. (nesta/NGK)