“Kita punya kekayaan yang melimpah tapi kita tidak punya ilmu dan pengetahuan untuk mengelolanya. Jadi pelatihan ini untuk memberi ilmu dan pengetahuan kepada masayarakat dalam memanfaatkan limbah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).”
SENTANI, NGK– Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) tak henti-hentinya melakukan pelatihan kepada masyarakat adat di Tanah Papua. Sudah banyak pelatihan yang dilakukan oleh Dinas KLH. Kali ini, dinas yang dikepalai oleh Jan Jap Ormuseray,SH.Msi menggelar pelatihan budidaya jamur bagi 20 orang masyarakat adat dari enam distrik di Kabupaten Jayapura.
“Kita punya kekayaan yang melimpah tapi kita tidak punya ilmu dan pengetahuan untuk mengelolanya. Jadi pelatihan ini untuk memberi ilmu dan pengetahuan kepada masayarakat dalam memanfaatkan limbah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), yaitu limbah sagu, Limbah Hasil Hutan Kayu (HHK) dan limbah kayu gergajian yang ada di sekitar kita. Limbah-limbah ini dikelola menjadi produk bernil;ai ekonomi melalui pelatihan budidaya jamur. Tujuan akhir dari pelatihan ini, yaitu untuk meningkatkan meningkatkan ekonomi masyarakat di Kabupaten Jayapura,” ungkap Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray dalam sambutannya ketika membuka pelatihan budidaya jamur di Kampung Sabron Yaru, Distrik Sentani Barat pada 4 sampai 8 Desember 2023.
Jan Jap Ormuseray menjelaskan, peserta pelatihan sebanyak 20 orang ini berasal dari Distrik Sentani Barat yaitu dari Kampung Sabron Yaru sebanyak 5 orang dan Sabron Sari 1 orang. Sedangkan dari Distrik Sentani ada 2 orang. Distrik Depapre yaitu dari Kampung Tablasupa 2 orang dan Kampung Amai 2 orang. Distrik Yokari dari Kampung Bukisi ada 4 orang. Dari Distrik Ebungfauw – kampung Babrongko ada 3 orang dean dari Distrik Kemtuk Grasi sebanyak 1 orang.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Budidaya Jamur, Irja Maryati S.Hut, M.Si menjelaskan, materi pelatihan yaitu Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Adat akan disampaikan oleh narasumber dari Dinas Kehutanan Provinsi Papua, metari pengantar budidaya jamur akan diberikan oleh Muh Ichwan Kadir, S.Hut, M.Hut dari Makasar dan praktek budidaya jamur akan dberikan oleh Sumadi Sil MMA dari Jogjakarta.
Tentang pembiayaan pelatihan ini, Jan Jap Ormuseray mengatakan, pelatihan ini dari Dana Otsus. Sementara Irja Maryati menjelaskan, bahwa Dana Otsu situ itu bersumber dari DPA-SKPD Dinas Kehutanan dan Lingkungan HIdup Provinsi Papua. “Pelatihan ini melibatkan mitra Dinas Kehutanan, yaitu GIZ Forclime,” ujar Irja Maryati.
Ormuseray menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat adat yang punya kemauan untuk terlibat langsung dalam pelatihan ini. “Kita ini mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah, jadi kita butuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola, sehingga hasil olahan itu dapat meningkatkan ekonomi keluarga,” kata Ormuseray.
Ormuseray berharap, dengan pelatihan ini, para peserta mampu mengelola jamur menjadi sesuatu yang benar-benar bernilai ekonomi. “Kami akan terus mendampingi masyarakat adat hingga mereka dapat menjalankan usaha budidaya jamur,” ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua itu. (Viktor Done/Krist A)