Klinik Walihole sebelumnya berada di bawah Departemen Diakonia di Sinode GKI di Tanah Papua. Tapi setelah struktur yang baru, klinik ini digabungkan ke Departemen Pelayanan Kasih dan Keadilan khususnya Bidang Kesehatan.
JAYAPURA, NGK – Kilinik Walihohe milik Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua yang berada di Kampung Yoka Distrik Heram Kota Jayapura Provinsi Papua, berhenti beroperasi sementara untuk melakukan aktifitas pelayanan kepada masyarakat. Kondisi ini terjadi, karena soal Izin Operasional masih dalam tahap pengurusan dari Pemerintah republik Indonesia.
Klinik yang didirikan GKI di Tanah Papua yang sebelumnya bernama Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) itu operasionalnya yang sangat membantu warga masyarakat di kawasan pesisir Danau sentani. Dan daerah sekitar kota dan Kabupaten Jayapura.
Pdt. Dora Balubun Sekteratris Departemen Pelayanan Kasih dan Keadilan Sinode GKI di Tanah Papua mengungkapkan, bahwa Klinik Walihole yang diambil dari bahasa asli Sentani yaitu “Air Kehidupan” merupakan salah satu klinik terbaik di Asia Tenggara, memiliki fasilitas deteksi kesehatan yang canggih , juga pelayanan pasien HIV/Aids dan TB.
Meski demikian, Pdt. Dora Balum mengakui jika saat ini klinik yang berada di Kampung Yoka itu sementara berhenti beroperasi sambil menggu ijin operasional dari Pemerintah, kemudian Kepengurusan Yayasan yang masih dilakukan oleh pihak Sinode GKI hingga saat ini.
“Kilinik ini sementara tidak berjalan karena kami masih mengurus izin operasional, karena masa berlaku izin operasional sudah berakhir dan sedang dalam proses pengurusan,” ungkap Pdt. Dora Balubun (6/03/2024).
Lanjut Pdt. Dora Balubun mengatakan, selain Izin operasional, pihak Sinode GKI di Tanah Papua juga , sedang mempersiapan sebuah Yayasan pelayanan Kesehatan sebagai payung hukum operasional Klinik Walihole dan beberapa klinik Kesehatan milik Sinode GKI di seluruh Tanah Papua sehingga dapat di kelola secara professional.
“Selama ini Klinik Walihole berjalan baik tanpa dikelola oleh yayasan. Tapi sekarang, pemerintah mengaharuskan klinik tersebut berada di bawah sebuah yayasan untuk mengelola klinik itu termasuk sekolah dan asrama-asrama di bawah GKI, “ kata Pdt Dora.
Dijelaskan juga, meski tidak beroperasi, aset Kilinik Walihole masih tetap milik Sinode GKI di Tanah Papua dan diurus atau dikelola selama ini oleh petugas di klinik tersebut.
Selain itu Pdt Dora Balubun menambahkan, melalui keputusan Sidang Sinode, Klinik Walihole sebelumnya berada di bawah Departemen Diakonia di Sinode GKI di Tanah Papua. Tapi setelah struktur yang baru maka perubahan pengelolaan klinik itu digabungkan ke Departemen Pelayanan Kasih dan Keadilan khususnya Bidang Kesehatan.
Alasan lain yang di utarakan sebelum berubah nama menjadi Walihole, klinik ini sebelumnya bernama Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) yang focus kepada pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, namun karena layanan kesehatan di Kampung-kampung dan wilayah sekitar sudah terjangkau dengan adanya Puskesmas milik pemerintah, dan juga Pergumulan Sinode soal angka HIV yang semakin hari semakin meningkat, maka Klinik Walihole di fungsikan untuk pelayanan HIV dan TB .
“kita tahu bersama masalah HIV/Aids di Papua masih tinggi masi perlu perhatian dari semua pihak , karena itu GKI di Tanah Papua mengambil langkah untuk merubah focus pelayanan klinik untuk melayani penanganan HIV/ AIDS “ujarnya
Pada saat pengoperasioan Klinik Walihole, pihak Sinode GKI menghadapi kendala dengan minimnya tenaga medis yang menangani HIV/ AIDS. Namun Sinode mendapatkan bantuan tenaga medis Asing yang saat itu didatangkan. Tapi Tenaga medis asing hanya sebagai konsultan, sehingga melalui peraturan Pemerintah cukup menyulitkan pihak Sinode GKI untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan walaupun sudah ada Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang telah di atur semuanya.
“Sebagai tenaga medis, dokter tidak boleh melakukan praktek, hanya menjadi konsultan untuk mendampingi. Untuk itu, GKI menggunkan dokter–dokter Kristen untuk membantu pelayanan,“ tuturnya
Selain dokter Kristen yang diperbantukan di klinik Walihole, pihaknya juga menggunakan tenaga medis dari beberapa puskesmas untuk diperbantukan sebagai tenaga medis di klinik Walihohe agar bisa menjalankan pelayanan.
Kini Klinik Walihole belum bisa beroperasi. Jadi Pdt Dora menghimbau kepada warga masyarakat yang ingin melakukan pelayanan kesehatan ke sana, untuk mencari alternative lain di tempat-tempat pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas, Pustu serta rumah-ruma sakit yang mudah di jangkau.(nesta)