Beranda Lingkungan Masyarakat Koyomi di Biak, Jaga Laut dengan Sasi

Masyarakat Koyomi di Biak, Jaga Laut dengan Sasi

779
0
BERBAGI
Foto: Nugrioho/YKAN)

Sasi laut ini merupakan bentuk dari konservasi tradisional yang telah dipertahankan secara turun temurun dan itu menjadi satu kearifan local dalam menjaga laut. Pelaksanan tradisi itu, untuk memastikan pengelolaan perikanan bisa berkelanjutan.

  BIAK, NGK – Belum hilang dari ingatan. Setahun yang lalu, pada Siang itu, 5 Juni 2023, air laut di Kampung  Koyomi, Distrik Warsa, Kabupaten Biak Numfor lagi meti (air surut). Saat itu, sekitar 10 laki-laki dan 15 perempuan berkumpul di sebuah pondok di bibir pantai yang tak jauh dari jalan raya.

Mereka lagi membahas tentang waktu membuka sasi dan prosesi adat ketika sasi dibuka. Tiba-tiba, Mama Linda (40 tahun) berdiri dan berteriak dengan suara lantang, “ikan belum banyak. Jangan buka sasi.”

Pernyataan Mama Linda itu, sontak membuat masyarakat kampung Koyomi dan Inyobi lansung sepakat dengan mama Linda untuk tidak membuka sasi.

Sejak 12 September 2021, masyarakat adat Kampung Koyomi melakukan sasi laut (tradisi melarang mencari ikan di wilayah perairan  adat Kampung Koyomi). “Kami merencnakan, ketika sasi dibuka (snap mor), hasilnya tangkapan ikannya akan kami jual atau lelang kepada para tamu. Dan uangnya akan kami pakai untuk melanjutkan pembangunan gedung gereja,” ungkap Sekretaris Bamuskam Kampung Koyomi Welem Korano.

Welem Korano menjelaskan, keputusan untuk melakukan sasi laut  ditetapkan dalam Sidang Jemaat GKI Betlehem Manwor dan hasil sidang jemaat itu didukung oleh tokoh-tokoh adat dan pemerintah kampung.

Untuk mengembalikan tradisi sasi ini, maka sejak 2019, Indonesia Locally Managed Marine Area Network (ILMMA) melakukan pendampingan di Kampung Koyomi dan Inyobi.

Sasi laut ini merupakan bentuk dari konservasi tradisional yang telah dipertahankan secara turun temurun dan itu menjadi satu kearifan local dalam menjaga laut. Pelaksanan tradisi itu, untuk memastikan pengelolaan perikanan bisa berkelanjutan.

Menurut Sekretaris Bamuskam Kampung Koyomi Welem Korano bahwa sebelum adanya sasi, tidak ada ikan yang bergerombol bermain di pesisir pantai. Tapi setelah sasi, jumlah ikan yang masuk ke pesisir pantai cukup banyak dan besar. “Bahkan setiap sore, anak di Kampung Koyomi bermain dan memberi makan ikan dngan rayap,” ujar  Welem Korano.

Awalnya, rencana pembukaan sasi akan dilakukan oleh Bupati Biak Numfor Heri Ario Naap bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni. Rencana ini batal karena agenda bupati yang padat. Kemudian, dijadwalkan kembali pada 10 Juni, tapi batal lagi. Untuk itu, masyarakat adat dan Jemaat GKI Betlehem Manwor serta pemerintah Kabupaten Biak Numfor, sepakat, pembukaan sasi dilakukan pada 12 Juni 2023.

Masyarakat Biak mempunyai kebiasaan turun temurun yang telah dibudayakan yaitu sasi atau saisen.

Sasisen adalah penjagaan, pelaranagan guna pembiakan ikan, biota laut termasuk moluska, hal ini berlaku untuk masyarakat pesisir, laut dan pulau-pulau selian itu, sasisen di lakukan di daratan utamanya pembukaan kebun baru atau tanaman pinang, tanaman buah-buahan.

Kegiatan ini bernilai magis ketika dilanggar, pasti ada korban atau ada musibah kepada orang yang melanggar umpanya dipagut ular, sakit dan bencana ikutan lainnya.

Apa sebabnya masyarakat tidak setia kepada perjanjian, jujur dalam bertindak dengan kata lain sasi ini agar orang sabar, setia dan jujur hidup bermasyarakat serta pegamg perjanjian bersama.

Sasi atau sasisen adalah konservasi sumberdaya alam masyarakat Biak sejak dahulu kala, sasisen punya padanan kata orwarek, larangan untuk melindungi dan mengembangbiakkan biota laut, moluska juga kebun pinang, kelapa dan buah-buahan.

Uniknya ada daerah yang dilarang tapi ada lokasi untuk menyambung hidup artinya semua tempat tidak di sasisen, demikian kebun pinang, kelapa dan buah-buahan contohnya ada lokasi yang di tandai sebagai bagian yang dilarang dengan jarak batas-batas tertentu demikian juga kebun dan buah-buahan.

Waktu pelaksanaan sasisen dihubungkan dengan kalender orang Biak mulai pada bulan Maret sampai September pada waktu Wampasi atau surut besar dan laut teduh sehingga dilakukan Snap Mor. (Krist Ansaka/ILMMA)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here