Beranda Serba Serbi PSN di Merauke Terancam Gagal Tapi Ahmad Rizal Dinilai Berhasil

PSN di Merauke Terancam Gagal Tapi Ahmad Rizal Dinilai Berhasil

494
0
BERBAGI

MERAUKE, NGK– Komandan Satgas Ketahanan Pangan, Mayjen Ahmad Rizal telah berhasil menggarap lahan di Marauke untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) hingga akhirnya dilirik menjadi Dirut BUMN.

Hal ini dinyatakan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto seperti yang dilasir media online RMOL.ID, 9 Juli 2026 dan juga sejumlah media lainnya.

Pernyataan Panglima ini ternyata bertolak belakang dengan konsisi di lapangan.
Pasalnya, ada 18 eksavator di Kali Buda, Wanam, Merauke, Papua Selatan yang digunakan untuk aktivitas PSN, mangkrak. Sebagian tenggelam dan sebagiannya tidak bisa bergerak lagi.

Proyek Strategis Nasional (PSN) berupa lahan padi seluas 3.000 hektar dari rencana 1 juta hektar di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, kondisinya sangat memprihatinkan dan terancam gagal.

Sementara itu, Johnlin Group, korporasi milik pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, telah mengoperasikan berbagai mesin itu untuk pencetakan sawah dan sudah tiga kali tanam padi tapi gagal. Kalaupun ada padi yang tumbuh sekitar 3 sampai 4 hektar, kualitasnya sangat buruk.

Ada kekuatiran, lahan PSN di Wanam itu, akan dialihkan menjadi lahan kebun Sawit dan pengalihan lahan ini mejadi isu politik yang cenderung merugikan masyarakat asli Papua di Wanam.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah berulang kali mengunjungi lahan lumbung pangan di Wanam, tapi PSN itu tak ada perubahan. Bahkan ada kecenderungan, PSN itu sangat memprihatinkan dan terancam gagal.

Tapi Kantor Komunikasi Presiden membuat klaim PSN di Merauke merupakan “salah satu program terbaik” Presiden Prabowo Subianto. Merauke pun telah ditetapkan menjadi pusat lumbung pangan yang tengah dikerjakan pemerintah.

Sementara itu, PSN di Merauke atau khusunya di Wanam ini, sudah berulang kali ditolak masyarakat adat seperti yang ditulis Media Jubi (10/07/2025) bahwa Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Greenpeace Indonesia, Yayasan Pusaka Bentala Rakyat, LBH Papua Merauke mengeluarkan pernyataan bersama, bahwa Tanah Papua bukan Tanah kosong, hentikan perampasan wilayah adat di Papua, hentikan PSN.

Pernyataan itu dikeluarkan terkait kunjungan Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak-Hak Masyarakat Adat (UN Special Rapporteur On The Rights Of Indigenous Peoples), Albert K. Barume ke Tanah Papua untuk melihat dan mendengar masukan dari para korban pelanggaran hak-hak Masyarakat Adat, kerusakan hutan dan perampasan wilayah adat yang berkedok Proyek Strategis Nasional (PSN).

PSN Wanam yang berlokasi di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai pusat pengembangan pangan dan energi, dengan fokus pada pembukaan lahan persawahan seluas 1,18 juta hektar.

Namun, proyek ini menuai kontroversi dan penolakan dari sebagian masyarakat adat setempat karena dianggap mengancam keberlanjutan lingkungan dan mata pencaharian mereka.

Walau begitu, PSN merupakan program pemerintah yang dianggap strategis untuk pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, serta menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Adalah bagian dari PSN yang lebih besar, yaitu Kawasan Pengembangan Pangan dan Energi Merauke. Proyek ini mencakup pembukaan lahan persawahan, perkebunan tebu, dan industri bioetanol.

Kontroversi:

PSN Wanam mendapat penolakan karena beberapa alasan:

  1. Penggusuran Lahan:Masyarakat adat merasa lahan mereka, termasuk dusun dan hutan adat, digusur untuk proyek ini tanpa musyawarah dan mufakat.
  2. Ancaman Lingkungan:Pembukaan lahan yang luas dikhawatirkan akan merusak hutan dan lingkungan, serta meningkatkan emisi gas rumah kaca.
  3. Dampak Sosial:Kehadiran aparat keamanan dan proyek ini dianggap menimbulkan ketakutan dan trauma bagi masyarakat.
  4. Pergeseran Fungsi Lahan:Ada kekhawatiran bahwa lahan persawahan yang direncanakan akan dialihkan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Meskipun ada penolakan, ada juga dukungan terhadap PSN Wanam, terutama dari sebagian masyarakat adat Suku Marind yang melihatnya sebagai upaya untuk mencapai kedaulatan pangan nasional.

Tantangan:

Proyek ini menghadapi tantangan seperti lahan yang terendam air laut pasang, kualitas padi yang buruk, dan pembangunan infrastruktur jalan yang belum selesai.

Jadi PSN Wanam adalah proyek ambisius yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan Merauke sebagai pusat pangan dan energi. Namun, proyek ini juga menghadapi tantangan dan kontroversi terkait dampak lingkungan, sosial, dan hak-hak masyarakat adat. Pemerintah diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah ini dan memastikan keberlanjutan proyek serta kesejahteraan masyarakat setempat. (KA)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here