
TIMIKA (4/9/25), NGK – Bupati Mimika, Johanes Rettob dan Wakil Bupati, Emanuel Kemong tetap berkomitmen menjadikan Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (LEMASKO) dan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) sebagai mitra kerja utama Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika.
Kendati demikian Johanes Rettob dan Emanuel Kemong secara tegas meminta LEMASKO dan LEMASA untuk segera menyelesaikan berbagai persoalan internal yang terjadi di dalam lembaga adat masing masing.
“Sekali lagi saya berpesan kita perbaiki internal kita (lembaga adat-Red). Bupati dan wakil bupati sebagai pemerintah tidak bisa intervensi lembaga adat,” tegas Bupati Johanes Rettob yang didampingi Wakil Bupati Emanuel Kemong serta Ketua DPRD, Primus Natikapereyau pada Selasa (2/9/2025) di Ball Room Hotel Cenderawasih Timika ketika berbicara pada Rapat Koordinasi FORKOPIMDA bersama seluruh komponen elemen masyarakat.

Pemerintah telah menganggarkan dana untuk membantu lembaga adat melalui OPD terkait, namun kendalanya adalah mau diserahkan kepada lembaga adat yang mana, sebab kata Johanes Rettob, saat ini LEMASKO ada dualisme begitupun LEMASA ada lebih dari dua.
“Saya dan wakil bupati berkokitmen, sebenarnya dua lembaga adat ini sebagai pemilik daerah ini menjadi payung untuk kita semua, tapi kami dua (bupati dan wakil bupati, Red.) ini malu karena dua lembaga ini yang kami berdua ada lembaga di dalamnya, tapi dua lembaga ini tidak bersatu,” tegas Johanes.
Bupati berjanji akan mengundang rapat untuk mencari solusi penyelesaian tapi bukan berkelahi pada rapat tersebut sebagaimana pernah kejadian beberapa waktu lalu.
“Kita perlu duduk bicara baik baik dan target kita kedepan seperti apa. Saya dan Ketua DPRD anak Kamoro, Pa Wakil Bupati anak Amungme, kami ini malu dengan paguyuban paguyuban yang lain,” kata Johanes.
Bupati berharap, LEMASKO maupun LEMASA secepatnya merekonsiliasi agar keinginan bupati dan wakil bupati kedepan memberikan aspirasi kepada pemerintah melalui DPRD untuk program kegiatan di daerah ini. “Tapi kamu harus satu dulu, berkali kali saya ngomong, kalau kita dualisme terus, kita tidak akan hidup baik,” ujar Johanes.
Penegasan Bupati Mimika terkait dengan pernyataan salah satu tokoh masyarakat, Sony Atiamona yang menyebutkan, dua lembaga adat LEMASKO dan LEMASA sedang tidak baik baik saja sehingga menolak ikut menandatangani kesepakatan bersama pada pertemuan tersebut.

Johanes Rettob lantas menimpali pernyataan Sony Atiamona dengan mengingatkan bahwa persoalan lembaga adat tidak dibicarakan pada Rakor FORKOPIMDA. “Saya bertanggungjawab tapi persoalan internal lembaga adat tidak dibicarakan pada pertemuan ini,” tegas bupati.(tob)