Beranda Serba Serbi Wellington Lod Wenda, Tranformator itu Telah Tiada

Wellington Lod Wenda, Tranformator itu Telah Tiada

599
0
BERBAGI

JAYAPURA, NGK – Belum hilang dari ingatan, sekitar tujuh tahun lalu (2016), saya mewawncarai dia di rumah jabatannya, di atas bukit kecil, di Oksibil, Ibu Kota Pegunungan Bintang. Setelah berbincang-bincang, kami makan bersama. Suasana kekeluargaan begitu kental saat itu. Tiba-tiba ia melontarkan kalimat, “hanya dengan pendidikan yang memadai dari penduduknya, kawasan Pegunugan Tengah Papua dapat dibangun.”

Impiannya itu, mulai dinyatakan dari Kabupaten Pegunungan Bintang. Ia menata dan meletakan dasar pembangunan bagi kabupaten ini. Hasilnya, tidak sia-sia. Indeks pembangunan manusia begitu pesat walau kabupaten ini baru dimekarkan tahun 2002 dari kabupaten Induknya, Jayawijaya.

Tokoh tranformasi itu, kini sudah tiada. Papua benar-benar berduka. Drs. Wellington Lod Wenda, M.Si, tokoh yang dikenal sebagai peletak dasar pembangunan Pegunungan Bintang (Pegubin) tutup usia.

“Kaka Wellington L Wenda, tidak ada kata2 yang tepat untuk adik ungkapkan. Kaka, sungguh engkau orang hebat. seorang bapak yang sangat tulus, jujur dan penuh tanggungjawab. Ketulusan, kejujuran dan tanggungjawabmu sudah kaka buktikan bagi masyarakat Pegunungan Bintang. Engkau meniggalkan fondasi pembangunan bagi kelangsungan Kabupaten Pegunungan Bintang. Kaka sudah investasi di Surga. Tuhan Yesus menyambutmu di dalam kerajaanNYA. Beristirahatlah dgn tenang dan damai abadi di Surga. Kiranya Roh Kudus menghibur keluarga yg berduka,” begitulah pernyataan mantan Wakil Bupati Pegunungan Bintang, Theo Sitokdana melalui akun facebooknya pada 11 Maret, pukul 11.50 Waktu Papua.

Pernyataan Theo Sitokdana ini sontak membuat para facebooker menyambut dengan ungkapan “turut berduka cita.”

Mantan Bupati di negeri berjuluk Bumi Okmin ini menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Yarsi, bilangan Jalan Suprapto, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (11/03/2022) pukul 06.00 WIB setelah menjalani perawatan di rumah sakit itu akibat menderita sakit.

Wellington diketahui menjabat sebagai Bupati Pegubin selama dua periode yakni 2005-2010 berpasangan dengan Drs. Theo Sitokdana dan periode 2010-2015 bersama Yakobus Wayam.

“Telah berpulang ke pangkuan Allah Bapa di Surga, Bapak Drs Wellington Lod Wenda, M.Si di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pukul 06.00 WIB,” demikian postingan di Facebook yang disampaikan, mantan Wakil Bupati Pegunungan Bintang, Theo Sitokdana.

Bupati setempat, Spei Yan Bidana, ST.M.Si menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya mantan pendahulunya, Wellington Wenda.

“Beliau sangat berjasa bagi kemajuan Pegunungan Bintang. Beliau yang meletakkan dasar pembangunan dan merintis kemajuan. Kami anak-anak Pegunungan Bintang yang menjadi pemimpin hari ini, juga adalah berkat jasanya menyiapkan SDM dan kader,” kenangnya.

Menurut Bupati Spei, seluruh masyarakat Pegubin terutama para pemimpin di level birokrasi pemerintahan, politik maupun kepemudaan, harus meneruskan roh dan semangat seorang Wellington dalam membangun Bumi Okmin.

“Selamat jalan orang tua kami, dan terima kasih atas jasa-jasamu. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” tegas Spei.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan Pemerintah Kabupaten Pegubin bersama seluruh jajaran serta masyarakat merasa kehilangan sosok Wellington Wenda, pemimpin yang rendah hati dan bertangan dingin memajukan masyarakat dan daerah dengan totalitas pengabdian.

“Beliau bukan hanya sekadar seorang pemimpin formal, tetapi juga sosok panutan masyarakat. Gaya kepemimpinan melayani masyarakat adalah legasi besar pemerintah dan masyarakat Pegunungan Bintang saat ini dan di masa akan datang. Pemerintah dan masyarakat sungguh merasa kehilangan sosok seperti beliau,” ujar Alo saat dihubungi dari Oksibil, ibukota Pegunungan Bintang, Jumat (11/3/2022).

Sosok Yang Rendah Hati

Theodorus Sitokdana, mantan Wakil Bupati Pegubin yang mendampingi Wellington Wenda pada periode 2005-2010, merasa sedih dan kaget mendengar kabar kepergian sahabatnya.

Menurutnya, ketika ia mendampingi almarhum sebagai Bupati, ia merasakan karakter kepemimpinannya yang sangat kebapakan dan bijaksana.

Welington juga sangat dekat dan mengasihi rakyat Pegubin.

Theo mengisahkan, saat Wellington Wenda pertama kali tiba di Oksibil, ia diberikan sebuah kampak batu oleh Ketua Dewan Adat Pegubin, Amoksarem Uropmabin.

Theo ingat baik pesan tua adat ini kepada Wellington. Ia berpesan bahwa kampak batu ini dulu dipakai oleh nenek moyang masyarakat Pegubin untuk memotong kayu, membuka hutan, membuat rumah, dan berkebun guna mempertahankan hidup.

“Kata tua adat itu kepada Pak Wellington. ‘Saya berikan kampak batu ini kepada anak Bupati. Pakailah dan jadikan sebagai simbol dalam proses membangun Kabupaten Pegunungan Bintang.’ Pesan ini dijadikan sebagai pedoman dan titik awal memulai pembangunan selama periode kami berdua memimpin Pegunungan Bintang lalu beliau lanjutkan periode kedua bersama wakil bupati, Pak Yakobus Wayam,” kenangnya.

Theo mengisahkan, meski kerap menghadapi berbagai kendala dan tantangan, baik geografis maupun keterbatasan semua sumber daya, Welington terkenal keras kepala dan pemikir.

Ia tetap berupaya meletakkan dasar dan arah pembangunan dengan sangat monumental, fenomenal, fundamental dan prestisius dalam semua aspek.

“Terbukti ia mengubah wajah Oksibil menjadi sebuah kota di daerah pegunungan Papua. Almarhum juga satu-satunya Bupati di daerah pegunungan Papua kala itu yang mendapat penghargaan Presiden Republik Indonesia atas keberhasilannya memajukan Pegubin bersama jajaran pemerintah dan masyarakat,” tutur Theo yang saat ini menjadi Staf Khusus Bupati Pegubin Bidang Pendidikan dan Kesehatan ini.

Pada masa kepemimpinannya, banyak anak asli Pegubin dikirim keluar daerah untuk melanjutkan studi lalu kembali mengabdikan diri di daerahnya.

Sejumlah kampus diajaknya bekerja sama seperti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Yayasan Binterbusih di Semarang.

“Hasilnya banyak sarjana asli Pegunungan Bintang lulusan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Unika Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan beberapa perguruan tinggi lain di Jawa. Pak Wellington Wenda meningalkan cerita memorable inspiratif bagi pemerintah dan masyarakat Pegunungan Bintang,” urainya.

Sebelum menjabat sebagai Bupati Pegubin, ia pernah menjabat Kepala Bidang Sosial Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua.

Ia pergi meninggalkan isteri terkasih Y. Kogoya dan sang putra, Kris Kogoya.

Pada 2013, saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua, Welington maju menjadi calon gubernur berpasangan dengan Wenan Watori.

Keduanya meraih 153.453 suara atau 7 persen. Pilgub itu dimenangkan oleh Lukas Enembe – Klemen Tinal dengan memperoleh 1.199.657 suara atau 52 persen dari total suara sah 2.713.465 suara yang tersebar di 28 kabupaten/kota di Papua mencapai.

Pada 2016, Wellington juga terlibat dalam urusan politik sebagai Ketua DPW Partai Idaman Provinsi Papua. Sayangnya, partai besutan Rhoma Irama itu tidak lolos verifikasi oleh KPU dan Bawaslu RI menjadi peserta Pemilu 2019.

“Perpisahan dan air mata akan berubah menjadi kenangan, sekarang dan selamanya. Selamat Jalan Putra Terbaik Papua. Terima Kasih Atas Jasa-Jasamu. Tuhan Menyambutmu di Surga Abadi! (Krist Ansaka)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here