
TIMIKA (6/10/25), NGK – Kehadiran Koperasi Merah Putih sebagai langkah strategis memperkuat ekonomi lokal dari akar rumput melalui semangat gotong royong, adaptif, inovatif, dan digitalisasi tata kelola.
Demikian pernyataan Bupati Mimika Johannes Rettob dalam sambutannya pada kegiatan Peletakan Batu Pertama Sentra UMKM Noken Mimika – Pembangunan Koperasi Merah Putih (KMP) di Kampung Mawokaujaya, Distrik Wania dan Pembangunan Koperasi Cinta Kasih Amoro pada Senin (6/10/2025.

“Dalam kegiatan Expo Festival UMKM dan dalam rangka memperingati HUT Mimika ke-29, kita melaksanakan peletakan batu pertama pembanguna Kantor Koperasi Merah Putih. Kantor koperasi ini perlu karena kehadiran Koperasi Merah Putih ini bertujuan untuk memperpendek rantai pasok, meningkatkan inklusi keuangan, dan membuka lapangan kerja,” kata Rettob.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Mimika, Samuel Yogi, Kepala Distrik Wania Merlyn Temorubun, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Mimika, Susana Susi Herawati Rettob serta para undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati Rettob mengatakan Kabupaten Mimika memiliki 153 Koperasi Merah Putih yang seluruhnya telah memiliki badan hukum dan legalitas. Dari jumlah tersebut, Mimika mendapatkan 18 orang pendamping dari Kementerian UMKM.
“Di Mimika sudah diberikan sebanyak 18 pendamping dari Kementerian dan itu terbanyak di Papua Tengah,” katanya.
Bupati berharap Kementerian Koperasi dan Kementerian UMKM dapat memberikan dukungan penuh agar Mimika terus maju di Tanah Papua menuju Gerbang Emas, yakni Gerakan Kebangkitan Ekonomi Masyarakat yang Adil dan Sejahtera.
Selain itu, Rettob menjelaskan, Kabupaten Mimika ini kaya suber daya alamnya, tapi rakyatnya masih miskin. Data BPS, pada November 2024, persentase penduduk miskin di Kabupaten Mimika tercatat 14,18%, mengalami sedikit kenaikan dari tahun 2023 yang sebesar 13,55%.
“ABPD Kita cukup besar yaitu Rp6,42 triliun. Tapi ada penurunan mencapai Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun dari APBD 2025.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mimika tahun 2025 mengalami penurunan yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah pusat tentang efisiensi dan penghentian sementara operasional PT Freeport Indonesia yang memberikan kontribusi terbesar dalam APBD Mimika,” ungkap Bupati.

Bupati Mimika berharap, dengan kondisi ekonomi seperti ini, maka kehadiran KMP sebagai langkah strategis memperkuat ekonomi di Kabupaten Mimika.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Kecil di Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Temmy Satya Permana dalam sambutannya, lebih menekankan kepada pentingnya koperasi sebagai langkah strategi untuk memperkuat ekonomi masyarakat dari tingkat kampung dan kelurahan.
Menurut Temmy Satya Permana, koperasi harus mampu beradaptasi dengan tantangan zaman, termasuk digitalisasi tata kelola, agar dapat bersaing di tingkat global.
“Saya mendapat pesan dari masyarakat pegiat koperasi, agar Kementerian Koperasi dan UMKM membuat pelatihan digitalisasi tata kelola, agar produksi local di Mimika dapat bersaing di tingkat global. Kami sudah catata dan kami akan buat pelatihan itu untuk Provinsi Papua Tengah,” kata Temmy Satya Permana.
Deputi Bidang Usaha Kecil kecil itu berharap, koperasi dapat menerapkan sistem digital untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi operasional. (tob)