
TIMIKA (28/10/25), NGK – Figur seorang Johannes Rettob, sudah menjadi pilihan bagi PDI Perjuangan. Jadi, ketika Johannes Rettob akan diusung PDI-P sebagai Bakal Calon Bupati, tampaknya PDI-P harus berjuang lagi untuk menjadi partai yang memenuhi syarat untuk mengusung calon bupati.
“

Di Kabupaten Mimika, kami hanya punya lima kursi di DPRK sehingga belum memenuhi syarat untuk mengusung satu calon. Sebab, untuk mengusung satu calon, minimal ada delapan kursi di DPRK Mimika,” ungkap Sekretaris DPD PDIP Provinsi Papua Tengah, Mathias Refra kepada New Guinea Kurir, Senin (27/11) via telepon seluler.
Kata Mathias, dari kondisi itu, PDI-P mendorong Johannes Rettob untuk berpasangan dengan salah satu calon lain yang disebut-sebut sebagai bakal calon. Selain itu, PDI-P harus berkoalisi dengan partai lain.
“Tapi orang yang kita mau sandingkan itu, tidak mau menjadi calon wakil bupati. Sementara Rettob sendiri, tidak tertarik sama calon itu. Terpaksa batal. Lalu PDIP berusaha kembali merangkul Emanuel Kemong,” kata Sekretaris PDI-P Papua Tengah itu.

Berbagai pendekatan pun dilakukan PDI-P dan atas dukungan dan dorongan doa dari Periana Kemong, istri Emanuel Kemong itu, akhirnya Emanuel Kemong mau menerima pinangan dari Johannes Rettob melalui PDI-P.
Langkah politik pun di mulai dan untuk memulai langkah di dunia abu-abu itu, Rettob mencoba ‘belanja’ partai sebagai syarat untuk maju sebagai bakal calon bupati.
‘Belanja’ partai politik ini diperlukan karena PDI-P harus berkoalisi dengan partai lain sebagai syarat untuk mengusung calon bupati dan wakil bupati.
Di sinilah terjadi ajang tawar menawar antara partai politik dan calon. Secara umum, satu partai politik jika akan mengusung satu calon, partai itu akan menilai visi-misi dari calon itu, popularitas yang diukur berdasaran survei yang dilakukan partai dan sangat membuat para calon tercengang-cengang yaitu persyaratan mahar (sejumlah uang atau imbalan lain yang diberikan oleh calon kepala daerah kepada partai politik agar dapat diusung sebagai kandidat dalam pemilihan kepala daerah).
Kalau dari sisi visi-misi dan popularitas, Johannes Rettob dan Emanuel Kemong sudah tak dapat diragukan lagi. Tapi untuk mahar atau uang perahu itu, Rettob harus merogoh kantong untuk membayar partai. Nilai mahar itu, mencapai miliaran rupiah.
Bahkan, ada calon yang sudah membayar sesuai permintaan partai politik, tapi dukungan partai itu, dialihkan kepada calon lain. Inilah yang dialami Johannes Rettob.
Atas permintaan sejumlah partai politik, Rettob harus membayar mahar miliaran rupiah. Tapi sejumlah partai itu lari meninggalkan Rettob dan Kemong lalu mendukung calon lain.
Peristiwa seperti yang dialami Rettob ini, juga dialami calon kepala daerah dan calon legislatif di daerah lain. Inilah fenomena partai politik di Indonesia.
“Kalau PDI-P, uang yang kami terima dari calon kepala daerah, akan kami kembalikan kepada calon untuk membayar saksi di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kami sebut uang saksi,” kata Sekretaris PDIP Provinsi Papua Tengah, Mathias Refra.
PDI-P sudah menyatakan sikap politiknya untuk mengusung Johannes Rettob. Untuk itu, partai terus melakukan pendekatan dengan Emanuel Kemong. “Silahkan pakai perahu PDIP,” kata Refra meniru ucapan Komarudin Watubun, Pengurus DPP PDI-P.
Kemong pun akhirnya bersedia menerima pinangan Rettob. Mereka dua mulai melangkah mencari partai lain untuk berkoalisi. Akhirnya, Rettob dan Kemong mendapat partai pengusung, yaitu PDI Perjuangan, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), PSI dan Partai Simpatisan dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Digugat, Tapi Rettob-Kemong Jadi Pemenang
Rettob dan Kemong pun mulai bertarung dalam kanca Pilkada Mimika dengan membawa visi dan misi untuk memimpin Kabupaten Mimika ke arah yang lebih baik.
Pasangan ini mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pilkada Mimika dengan moto “Berintegritas, Nasionalis, Religius”. Mereka juga telah melakukan ritual adat untuk memperkuat dukungan dari masyarakat adat setempat.
Pertarungan pun di mulai. KPU Kabupaten Mimika memutuskan dan menetapkan calon Bupati dan Wakil Bupati Mimika, nomor urut 1 Johannes Rettob – Emanuel Kemong. Paslon nomor urut 2 Maximus Tipagau – Peggi Patricia Pattipi. Dan nomor urut 3 Alexander Omaleng – Yusuf Rombe.
Pada 27 November 2024, KPU Kabupaten Mimika menggelar pemilihan Bupati dan Wakil Bupati untuk periode 2025–2030.
Hasilnya, nomor urut 1 Johannes Rettob – Emanuel Kemong meraih suara sebesar 77.818, disusul Paslon nomor urut 3 Alexander Omaleng – Yusuf Rombe Pasarin sebesar 74.139 suara. Kemudian Paslon nomor urut 2 Maximus Tipagau – Peggi Patricia Patipi sebesar 66.268 suara.
Sebelum KPU menetapkan hasil Pilkada Mimika, kemenangan Rettob Kemong digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tapi MK menolak gugatan itu. Dalam putusannya, MK menyatakan dalil-dalil yang diajukan pemohon tidak cukup kuat untuk membatalkan hasil pemilihan.
Dengan putusan MK ini, hasil Pilkada Mimika 2024 dinyatakan sah. Lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika resmi menetapkan Johannes Rettob dan Emanuel Kemong sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mimika periode 2025-2030. Penetapan dilakukan dalam rapat pleno terbuka di Hotel Horison Ultima Timika, Rabu, 26 Februari 2025.
Setelah Johanes Rettob dan Emanuel Kemong terpilih dan dilantik oleh Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa di Nabire, Johanes Rettob dengan nada canda mengatakan,”Saya dan Pa Manu ini ‘pacaran’ di Timika, ‘nikah’ di Nabire dan resepsi di Timika”.
Kini hampir satu tahun, Johannes Rettob dan Emanuel Kemong pimpin Kabupaten Mimika. Selama hampir satu tahun itu, langkah awal yang dilakukan yaitu menata sistem administrasi pemerintahan yang berpihak kepada rakyat, sesuai aturan dan terus melakukan berbagai terobosan dengan program prioritas yaitu membangun dari kampung ke kota.
Emanuel Kemong Jadi Kader PDI-P
Emanuel Kemong, Wakil Bupati itu, kini sudah mulai matang dan tak ragu-ragu lagi melangkah mendampingi Bupati Mimika Johannes Rettob untuk memimpin Kabupaten Mimika periode 2025 – 2030.

Rettob dan Kemong kini berdayung dalam satu perahu yaitu PDIP. Apalagi, pada Rabu 22 Oktober 2025, Emanuel Kemong secara resmi diterima sebagai kader PDI Perjuangan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjungan, Komarudin Tanawani Mora di Jakarta.
Sebagai tanda menjadi kader, Komarudin memakaikan jaket PDI Perjuangan sekaligus memberi kartu tanda anggota.
Hadir dalam pengukuhan Emanuel Kemong sebagai kader PDI Perjuangan itu, Bupati Mimika, Johannes Rettob dan Sekretaris PDI Perjuangan Papua Tengah, Mathias Refra.
Masuknya Emanuel Kemong sebagai kader PDI Perjuangan, ternyata mendapat sambutan hangat dari Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa.
Meki Nawipa yang juga kader PDI Perjungan menyambut dengan suka cita kehadiran Bapak Eman (Emanuel Kemong). “Selamat bergabung Bapak Eman di PDIP,” kata Meki lewat saluran telpon video call kepada Emanuel Kemong. — Selesai
(Thobias Maturbongs/Krist Ansaka)








