Beranda Lingkungan Cegah Abrasi, DLHK dan Masyarakat Adat  di Sarmi Tanam Pohon Bintangor dan...

Cegah Abrasi, DLHK dan Masyarakat Adat  di Sarmi Tanam Pohon Bintangor dan Manggrove

607
0
BERBAGI
18.000 Bibit Bintangor dan Manggrove yang disiapkan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sarmi bekerjasama dengan masyarakat adat. (Foto: Nesta)

Abrasi pantai mulai terjadi di mana-mana, termasuk di lokasi wisata di sepanjang pantai di Kabupaten Sarmi. Untuk itu, masyarakat adat dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten dan Kehutanan (DLHK) Sarmi berupaya untuk mengurangi risiko bencana (mitigasi) akibat abrasi.

SARMI, NGK – Bibir Pantai di beberapa wilayah pesisir dan Lokasi Wisata  di Kabupaten Sarmi mulai terkikis. Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidupedan Kehutanan (DLHK) dibantu Masyarakat Adat Kabupaten Sarmi menyiapkan 18 Ribu bibit Pohon Bintangor dan Manggrove untuk ditanam di sepanjang wilayah pesisir yang terancam abrasi air laut (pengikisan bibir pantai).

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Linkungan Hidup Kabupaten Sarmi Ir. Clemens. M. Rumbiak ,M.si pada Kamis (4/5/2023 di Sarmi. “Bibit pohon Bintangor dan Mangrove sebanyak 18 ribu bibit itu disemai oleh masyarakat Adat di Kaisau dan Bagesewar Tua. Dari bibit itu, masyarakat dan pemerintah daerah berupaya untuk mengurangi risiko bencana (mitigasi) akibat abrasi,” kata Clemens. M. Rumbiak.

Bibit Bintangor dan Manggrove

Menurut Rumbiak,  “ di Kaisau dari 18 ribu bibit yang disemai , ada 3 ribu bibit pohon yang sudah ditanam. “Masih tersisah sekitar 15 ribu bibit yang belum ditanam. Kami berharap, bibit yang tersisa akan ditanam tahun ini,” kata Rumbiak.

Pantai Kaisau di wilayah Distrik Bonggo merupakan kawasan wisata  yang memiliki hutan mangrove seluas 500 hektar yang perlu dijaga .

“Ini kawasan wisata yang harus kami jaga dan melestarikan dan memberikan kampanye-kampanye penyelamatan lingkungan, supaya mereka mempertahankan hutan mangrove, karena disitu tempat bertelur dan rumah bagi ikan, “ tambahnya.

Salah satu Masyarakat Adat, David Saweri yang juga  Penggiat Lingkungan di Kabupaten Sarmi menyampaikan , bahwa bibit pohon yang disemai dan disiapkan ini , dibentuk dalam wadah tradisional dari potensi alam serta pupuk alami sehingga kualitas dan bibit pohon tumbuh subur.

“Kita gunakan apa yang disediakan alam. Mulai dari wadah atau polibek dan pupuk, namun ada juga menggununakan polibek jadi dari tokoh, “kata David Saweri.

David Saweri mengajak seluruh masyarakat Adat Sarmi untuk menjaga lingkungan, tidak merusak dan mengotori laut dengan sampah sehingga alam juga akan serius bersahabat dengan manusia sekitar .

“Kalau kita jaga alam , kita bersahabat dengan alam, maka alam akan menjaga dan memberikan kehidupan kepada kita, “ imbuh Saweri.

Saweri bahkan menunjukan beberapa hasil karya yang dibuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti mangkuk dari batuk Kelapa, sendok dan kerajinan lainya. (nesta)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here