
SIANG itu, 1 September lalu, sekitar pukul 12.00 Waktu Papua, sembilan orang murid kelas V SD YPK Wimbong I Tablasupa, siap dengan alat peraganya di pelabuhan speedboat, Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.
Mereka hendak pergi ke Pantai Seryebo untuk praktek Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang menjadi unggulan mata pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah itu.
“Kami mau praktek, menjaga terumbu karang karena terumbu karang itu tempat ikan,” ungkap Esabela Bitaba (11), murid kelas V SD YPK Wimbong I Tablasupa, ketika hendak menumpang speedboat yang akan mengantar mereka ke Pantai Seryebo yang letaknya tak jauh dari Pantai Harlem atau dalam Bahasa Tablasupa disebut Esuyepa.
Desi menjelaskan, Homestay itu kini menjadi salah satu UKM (Usaha Kecil Menengah) dari masyarakat Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.“Anak-anak, sekarang giliran kita untuk menyelam dan mengamati jenis-jenis terambu karang,” kata Ibu Desi yang langsung disambut gembira murid-muridnya.
Hasil pengamatan murid-murid di dasar laut, ditemukan tiga jenis terumbu karang, yaitu: Terumbu karang jari, meja dan terambu karang bulat. “Tidak ada yang rusak Bu,” kata Yolanda Yanggoserai kepada Ibu Guru Desi.
Hasil pengamatan terambu karang itu, ditulis dalam tabel yang akan dipresentasikan di kelas nanti.
Inilah salah satu cara mengajar untuk mengubah prilaku anak-anak sejak dini untuk menjaga terambu karang dan biota laut lainnnya. “Sejak dini, kami mengajarkan anak-anak untuk menjaga lingkungan laut dengan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun, karena anak-anak ini hidup dan berkembang di Kampung Tablasupa yang berada di pesisir Teluk Tanah Merah,” ujar Guru Desi.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) menjadi mata pelajaran muatan lokal (mulok). Pelajaran ini merupakan salah satu upaya untuk pengenalan nilai-nilai kearifan lingkungan sejak dini kepada anak-anak.
“Mulok PLH ini diintegraskan ke dalam kurikulum sekolah, khususnya kelas IV dan V supaya anak-anak sejak dini dapat mengenali, memahami dan mencintai lingkungan hidup, khususnya di wilayah mereka berada,” kata Kepala SD YPK Wimbong I Tablasupa, Marthen Y. Suspangalo, SPd saat ditemui di depan ruang guru di SD itu.
Modul PLH ini disusun bersama para tua-tua adat dan difasilitasi oleh The Indonesia Localy Managed Marine Area (LMMA Indonesia) untuk kawasan Jayapura tahun 2009.
Program ini dilakukan bersama Masyarakat Hukum Adat (MHA) sebagai respon terhadap kerusakan lingkungan yang kian mengkhawatirkan dan sulit dikendalikan. (Krist Ansaka)