Pemilih Non Orang Asli Papua (OAP) lebih mendominasi daftar pemilih pada Pilkada 2024 di Kabupaten Jayapura. Sementara itu, para bakal calon wakil bupati pun yang Non OAP, mulai pasang kuda-kuda dengan melakukan menuver politiknya. Berikut ini, secuil catatan jelang dari Kabupaten Jayapura.
JAYAPURA, NGK – Baku sikut menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 di Kabupaten Jayapura, tampaknya kian seru. Pasalnya, ada belasan orang bakal calon bupati yang Orang Asli Papua (OAP) itu, mulai bergerilya mencari bakal calon wakil bupati yang Non OAP.
Gerilya untuk mencari bakal calon wakilnya yang Non OAP terjadi lantaran, realitas demografi, bahwa pemilih terbanyak di kabupaten Jayapura, adalah Non OAP.
Data KPU Kabupaten Jayapura menyebutkan, DPT Pemilu 2024 Sebesar 134.568 Jiwa dengan TPS 568 di kabupaten tertua ini.
Dari nama-nama Non OAP Bakal Calon wakil bupati yang disebut-sebut, tampaknya ada dua nama yang laris manis. Sebutnya A dan B.
Dari kedua nama itu, bakal calon A yang sudah meluncurkan maneuver politiknya dari Sentani, Makasar hingga ke Jakarta untuk merebut partai. Bahkan, sang bakal calon wakil bupati itu, bermain di dua kubu bakal calon bupati sambil mencari “cuan” dengan alasan untuk partai. Ketika sang bakal calon Bupati tdk memberi respon untuk memberi cuan, maka bakal calon wakil bupati itu pun “menyebarang” ke bakal calon bupati yang lain.
Setelah mendapat “cuan”, lalu si A itu bergandengan tangan dan menyatakan sebagai pasangan bakal calon bupati dari si pemberi cuan itu.
Berbeda dengan sang bakal calon wakil bupati, B. Ia lebih memilih tenang dan mengamati pergeseran peta politik Pilkada di Kabupaten Jayapura. Sikap politik si B ini menarik simpati sejumlah kelompok yang mengatas-namakan lembaga adat, sehingga kelompok adat ini mendatangani B dan meminta supaya si B harus berpasangan dengan bakal calon bupati dari satu komunitas adat.
Si B, hanya mendengar ocehan politik kelompok adat itu dan si B tidak bersikap. Mengapa B – si bakal calon wakil bupati itu tidak bersikap? Karena si B punya perhitungan politik tersendiri untuk menilai para bakal calon bupati yang akan didampinginya. Indikator penilaian dari si B terhadap bakal calon bupati itu adalah elektabilitas, tingkat populeritas, hasil kerjanya nyata, pencinta lingkungan, dan punya pandangan yang multikulturalisme serta si calon bupati itu dapat membawa perubahan di Kabupaten Jayapura.
Dari penilaian politik yang dilakukan B, tampaknya sudah ada signal yang mengarah kepada salah satu bakal calon bupati Jayapura. Siapakah dia ? Kita tunggu saja. (KA)