
BILA cinta telah menyakiti hatimu dalam luka
Takkan ada senyuman yang mengurai manis bahagia
Bila seorang pembaharu terlupakan lembaran pengakuan
Hanya kebodohan mempertontonkan hikayat kealpaan suatu kaum
Bersama airmata yang bermuara keprihatinan dalam kesunyian
Namanya tak segemerlap kebesaran Arnold Aap
Tak sepopuler keindahan nada
Saam Kapissa
Tiada sementereng aroma mewangi Andy Ayemiseba
Ceritanya karam dalam lautan sejarah yang terlupakan
Padahal andil kebesarannya atas nama seni perjuangan melampaui ketiganya
Ia tersisih dalam segalanya
Jejaknya tak menyisahkan cahaya
Gemintang masa lalunya tiada berdaya
Terbenam kenyataan pahit budaya
Waktu telah gagal mengisahkan arti kebenaran
Sejuta lebam kabarkan getir aib kepiluan
Namanya tersingkirkan hilang dalam arus deras masa depan
Diantara tokoh gemilang tanah Papua ia tertelan kegelapan
Sungguh tiada terbayangkan kemegahan Otsus membuat kita lupa
Pada belenggu retak yang memantulkan kenyataan suram wajah
Keangkuhan telah membunuh para generasi muda dalam sombong keheningan
Hingga kisah Mimi Fatahan pupus pengakuan dari kaum cerdik pandai Papua
Sangat memprihatinkan
Sungguh menyedihkan
Saat sejarah terhinakan
Lembaran pahit kenyataan
Terbelenggu akrab kepalsuan
Oh Papua cermin duka yang riskan!
PERTAPAAN JIWA
” Yang terlupakan.”
03/06/20 – (Igir Al, Qatiri)