
NGK – KERINDUAN warga Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua untuk kembali beribadah di gedung Gereja, tampaknya belum sepenuhnya dapat terpenuhi lantaran Pandemi Covid-19 yang merebak.
Untuk menjawab kerinduan warga GKI itu, maka Badan Pekerja Am Sinode GKI di Tanah Papua dalam rapat online tertanggal 10 – 11 Juni telah menetapkan, bahwa untuk menggunakan gedung ibadah seperti biasa, pihak klasis dan jemaat haruslah berkoordinasi dengan Pemda setempat, Tim Gugus Covid-19, Kepala Distrik dan kelurahan atau kampung terkait status wilayah zona merah, kuning dan hijau.
Untuk itu, dalam surat edaran jemaat tertanggal 11 Juni 2020, Badan Pekerja Am Sinode menegaskan, bahwa Badan Pekerja Klasis, Bakal Klasis, para pelayan firman dan majelis jemaat wajib mengetahui wilayah jemaatnya sesuai zona (merah, kuning dan hijau) yang ditetapkan pemerintah daerah setempat. Tujuannya agar ibadah dapat berlangsung dengan baik dan teratur.
Dalam edaran yang ditandatangani oleh Ketua BP Am Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt Andrikus Mofu, MTh dan Sekretaris, Pdt Daniel J. Kaigere, STh, disebutkan bahwa jika peribahan dilakukan, haruslah mengikuti protokol kesehataan.
Menanggapi surat edaran dari Sinode itu, Ketua Jemaat GKI Solafide Tasangka, Pdt. Grace L. Baransano , M.Th menjelaskan, bahwa semua seruan dari Sinode GKI dan Klasis GKI Port Numbay, dijalankan. “Kami mengikuti dan menjalankan semua seruan dari Sinode dan Klasis,” ungkap Grace L. Baransano.

Sementara itu, Sekretaris Umum Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) menghimbau Jamaatnya untuk menahan diri beraktivitas di gereja. Namun, Jika melakukan ibadah, tentunya protokoler kesehatan menjadi prioritas utama.
Hal tersebut dikemukakan Sekretaris Umum Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Jacky Manuputty saat dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, pada Jumat (19/6) seperti yang dilansir Indopos.Co.id pada 19 Juni 2020.
“Koordinasi yang terus menerus dengan gugus tugas lokal untuk mengetahui perkembangan kurva epidemiologi, perkembangan parameter-parameter, zonasi dan lain-lain,” tambah Pendeta Jacky.

Di sisi lain, Pendeta Jacky berharap bahwa gereja dapat menjadi pusat edukasi dan literasi publik terhadap pandemi COVID-19. “PGI juga telah mempersiapkan protokol pengamanan yang sangat detail terkait dengan peribadatan,”ujarnya. (Krist Ansaka)