Beranda Serba Serbi Kongres AMAN VI, Acaranya Masyarakat Adat tapi Panitia Perlu Lakukan Koordinasi

Kongres AMAN VI, Acaranya Masyarakat Adat tapi Panitia Perlu Lakukan Koordinasi

1112
0
BERBAGI
Foto: Kompas

Bupati Jayapura: Kita Akan Kasih Ruang dan Kita Akan Komunikasikan dengan Semua Pihak  

SENTANI, NGK – Tinggal empat bulan lagi,  atau tepatnya 24 – 29 Oktober 2022, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) VI akan menggelar Kongres  (AMAN) VI di Kabupaten Jayapura. Tapi jelang pelaksanaan kongres ini, panitia dinilai belum melakukan koordinasi dengan masyarakat adat di Sentani atau masyarakat adat Tabi dan juga paguyuban dari masyarakat adat se Nusantara yang ada di Kabupaten Jayapura.

“Berdasarkan hasil koordinasi dengan tokoh-tokoh adat dan sejumlah sejumlah Paguyuban Nusantara yang ada di Kabupaten Jayapura, terungkap bahwa panitia Kongres AMIN VI, belum melakukan koordinasi dengan masyarakat adat di Sentani atau masyarakat adat Tabi pada umumnya serta paguyuban dari masyarakat adat se Nusantara yang ada di Kabupaten Jayapura. Jangan jadikan masyarakat adat sebagai objek politik,” ungkap Jhon Mauridz Suebu, Ketua, Aliansi Sentani Bersatu Sejahtera (ASBS)  Kabupaten Jayapura, yang disampaikan melalui press release-nya kepada Portal berita, newguineakurir.com, Sabtu, 11 Juni 2022.

Jhon Mauridz suebu Ketua ASBS (Foto: Vihky)

Dalam  release itu disebutkan, Pemda Kabupaten Jayapura sebagai fasilitator Kongres AMAN VI, seharusnya memfasilitasi Panitia supaya melakukan koordinasi dengan semua suku bangsa yang ada di wilayah ada adat Tabi. Pemda Kabupaten Jayapura dan Panitia Kongres harus dapat memberikan kesempatan kepada para tokoh adat untuk mempersiapkan pelaksanaan kongres ini.

“Dalam pelaksanaan kongres itu, masyarakat adat se Nusantara di wilayah Tabi harus diberikan kesempatan untuk mewarnai pelaksanaan kongres dan terlibat penuh dalam kongres ini. Jangan hanya melakukan road show ke kabupaten-kota di seluruh wilayah Indonesia untuk pelaksanaan kongres AMAN, tapi di wilayah Tabi sendiri, tidak ada koordinasi dengan tokoh-tokoh adat. Masyarakat adat Sentani, jangan dijadikan objek,” kata Jhon Mauridz Suebu.

Untuk itu,  Ketua, ASBS Kabupaten Jayapura menyarankan kepada Panitia dan Pemda Kabupaten Jayapura, untuk memberikan kesempatan semua toko adat dan Paguyuban untuk membentuk dan mengambarkan jenis kegiatan mereka. “Mereka akan dapat melayani hak-hak Masyarakat Adat secra nunsantara bagi semua Tamu Undangan yang akan datang ke tanah Papua,” kata Jhon Mauridz Suebu.

Dijelaskan juga, ada suara-suara sumbang di tengah masyarakat, bahwa kemungkinan momen ini dimanfaatkan atau dijadikan proyek. “Masyarakat adat jangan dijadikan objek politik sebab hak adat nusantara dilahirkan untuk kepentingan adat Nusantara,” katanya.

Jhon Mauridz Suebu mengaharpkan agar panitia Kongres AMAN, dapat melibatkan tokoh adat dan Paguyuban yang ada di Papua agar mereka bisa dapat menyambut tamu undangan atau peserta Kongres AMAN dengan pentas seni budaya masyarakat adat Nusantara.  “Berikanlah kesempatan untuk kami mengekspresikan dan memperkenalkan keunikan budaya masyarakat adat melalui seni pertunjukan masing-masing daerah,” usulnya.

Tampaknya, pernyataan Jhon Mauridz Suebu, sudah menjadi perhatian sejak awal perencanaan pelaksanaan Kongres, seperti yang dilansir Cenderawasih Pos (8/4/2022), Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menyatakan, bahwa Kongres AMAN di Kabupaten Jayapura ini merupakan acaranya masyarakat adat.  Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan kebudayaan,  kuliner lokal dan seni milik masyarakat adat akan ditampilkan.

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw (ist)

“Kongres AMAN miliknya masyarakat adat. Ada kuliner, kerajinan, kesenian dari berbagai daerah,” ujar Mathius Awoitauw kepada wartawan, Rabu (6/4).

Bahkan kegiatan nasional ini bukan saja dikhususkan bagi masyarakat adat di Wilayah Tabi,  yang terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, namun  dari wilayah adat yang lain di Wilayah Papua dan Papua Barat juga bisa melibatkan diri untuk mendukung suksesnya penyelenggaraan kegiatan ini.

“Kita akan kasih ruang dan kita akan komunikasikan dengan semua pihak,  ada tempatnya. Kita akan komunikasikan semua. Baik dari Papua maupun yang datang dari luar. Kita akan petakan dulu, misalnya kalau mereka datang bagaimana,”jelasnya.

Pelaksanaan Kongres AMAN yang bertempat di Kabupaten Jayapura ini harus memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat adat. Tidak hanya yang berasal dari Papua, tetapi juga masyarakat adat Nusantara lainnya yang turut serta ambil bagian dalam kegiatan nasional ini.

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi (Komps)

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi berharap, masyarakat adat di Kabupaten Jayapura berperan aktif dalam kegiatan ini

Hana mengatakan, pelaksanaan kongres AMAN yang akan dilaksanakan di Kabupaten Jayapura itu, dipastikan akan memanfaatkan rumah-rumah masyarakat adat yang ada di sekitar kawasan Danau Sentani.  Oleh karena itu dia berharap   masyarakat di tingkat kampung juga bisa mendukung pelaksanaan program ini dengan menjaga kebersihan kampung.

“Kongres AMAN akan dilaksanakan di kampung, bukan di kota. Kami berharap semua mendukung kegiatan ini dan menjaga kebersihan kampung,” kata Hana Hikoyabi seperti yang dilansir Cenderawasih Pos pada 4 April 2022.

Dijelaskan juga, kongres AMAN ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat. Karena itu masyarakat diminta memaksimalkan segala potensi yang ada di kampung.

“Ada pariwisata, kuliner, tari-tarian dan lain sebagainya. Kami berharap ini berjalan sukses dan ada manfaat secara ekonomi bagi  masyarakat ,” kata Hana. (Vihky/ka)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here