JAYAPURA, NGK – Jaringan Kerja Rakyat Papua (JERAT) dan New Zeland Head Of Embassy Fund melakukan pelatihan tenaga kesehatan bagi kader kesehatan kampung yang berasal dari daerah terisolasi dengan akses pelayanan kesehatan yang terbatas.
Pelatihan yang berlangsung dari 21-26 April di Kota Jayapura dan ikuti 19 orang kader kesehatan masyarakat yang berasal dari Kabupaten Tolikara, Yahukimo, Kabupaten Mamberamo Tengah, Puncak Jaya.
Fasilitator atau tenaga pengajar berasal dari tenaga medis dan kader kesehatan kampung serta Dokter Spesialis.
“Kami melatih mereka yang berada di daerah terisolasi, dan akses pelayanan Kesehatan terbatas sehingga mereka dapat menjadi kader dan tenaga Kesehatan di kampung mereka “ ungkap Penanggung jawab kegiatan, Rumboy Werimon Rabu, (23/4/2025).
Menurut Rumboy, latar belakang peserta ini berbeda-beda. “Mereka berasal dari profesi berbeda ada kader Kesehatan, pendeta, tenaga kader kesehatan di puskesmas terdekat dan masyarakat adat di wilayah mereka tinggal “ katanya.
Pelatihan yang sama pernah dilakukan pada Februari 2025 untuk 8 kader kesehatan masyarakat yang berasal dari Intan Jaya, Dogiyai dan Deiyai.
Rumboy Werimon juga menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan yang dilakukan lebih kepada pendekatan budaya dan sosial wilayah setempat, sehingga kader yang berada di wilayah terisolir dapat melakukan pendekatan lebih maksimal karena mereka yang lebih mengenal budaya dan adat istiadat setempat.
“Kami mencoba mengajak mereka untuk melakukan pendekatan-pendekatan sederhana sesuai budaya dan adat istiadat untuk mendiaknonasa dan melakukan tindakan awal, lebih khususnya lagi mereka lebi mengenal penyakit-penyakit menular,” jelas Rumboy.

Ditambahkan Rumboy kategori penyakit menular yang dilatih dalam pelatihan kader kesehatan tersbut yakni penyakit HIV/AIDS, Kusta, dan malaria, hepatitis, spilis dan pemahaman makanan local yang gizi sesuai tempat tinggal peserta
Dokter Agnella Chingwaro, salah satu fasilitator dan pemateri pada pelatihan itu menegaskan bahwa, kader kesehatan yang dilatih itu sangat dibutuhkan untuk membantu menyelamatkan orang lain, sehingga stigma penyakit menular dapat ditekan dan mata rantainya diputus.
“Peserta ini dilatih sebagai informan di kampung sehingga mereka dapat menjadi penyambung lidah kepada masyarakat adat, “ tegas dr. Agnella Chingwaro.
Penyakit menular yang di maksud sebagai salah satu penyakit yang menjadi perhatian serius di tengah masyarakat adalah penyakit seperti HIV/AIDS, Kusta, Hepatitis, Malaria.
Angela mengajak kepada kader kesehatan dan masyarakat adat untuk mendorong orang-orang yang terinfeksi penyakit menular agar memeriksakan dirinya ke fasilitas Kesehatan terdekat, sehingga menekan anggka penularan dan angka kematian di tengah masyarakat.
“kita harus mendorong orang-orang kita agar mereka mau memeriksa dan berobat sehingga menekan angka penularan dan kematian “ imbuhnya.
Edius Gawe peserta pelatihan dari Distrik Fawi Kabupaten Mamberamo Tengah Provinsi Papua Pegunungan mengatakan, sangat antusias mengikuti pelatihan tenaga kesehatan masyarakat ini.
“Saya dari Distrik Fawi, dan kami sangat membutuhkan pelayanan kesehatan, sehingga dengan pelatihan ini saya dapat menolong masyarakat pelayanan awal sebelum ke tahapan lanjutanm, “tutur Edius. (nesta)