SENTANI, NGK – Kabut yang menutupi pucak Gunung Cycloop di Sentani, sore itu, 20 Agustus 2022, tiba menghilang. Nampak kegagahan dan keperkasaan Cycloop itu, seolah-olah menyambut kehadiran sang tokoh kharismatik, Barnabas Suebu, Mantan Gubernur Irian Jaya dan Mantan Gubernur Papua pada acara syukuran penyambutan yang diprakarsai oleh Ondoafi kampung Sere, Yanto Eluay dan juga keluarga.
Ratusan pasang mata dari berbagai kampung di Sentani. Nimboran dan juga penduduk Kota Jayapura, tumpah ruah di Lapangan Thyes, di Sentani. Mereka hadir untuk mendengar kesaksian dari Kaka Bas – nama Barbanas Suebu yang lasim panggil itu, karena selama 7,5 tahun, ia dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, tanpa diberi tahu oleh penagak hukum, kaka Bas salah apa ?
Bagaimana kesaksian Kaka Bas itu ? Ikutilah kesaksian dari seorang Barnabas Suebu berikut ini :
PERTAMA, saya dan keluarga ingin menyampaikan terima kasih untuk semua doa yang mendoakan saya pada masa-masa yang sulit dan berat. Semua jemaat dari semua denominasi. Gereja Protestan, Katolik dan semua denominasi yang mendoakan. Semua umat Tuhan di tanah ini yang mendoakan. Saya dan keluarga menyampaikan terima kasih.
Saya ada, sebagaimana saya ada. Pada hari ini, di tempat ini, bisa bertemu dengan suka cita karena berkat dari doa-doa bapak ibu sekalian.
Saya tahu, bahwa ini jalan yang harus saya tempuh. Tapi sampai hari ini, saya juga tidak tahu, salah saya apa. Juga tidak diberitahukan oleh penegak hukum Indonesia (hakim, jaksa dan KPK). Salah saya pun tidak diberi tahu. Tapi saya menjalani hukuman itu. Kenapa ? Salib Yesus, Tuhan yang tak berdosa menjalaninya. Dia yang tak berdosa menjadi orang yang paling berdosa menggantikan kita semua, supaya kita selamat.
Jadi hari pertama di Gedung KPK saya ditahan, Februari 2015. Saya berdoa dan dengan mata tertutup, saya melihat jalan Salib itu. Saya bangun dan saya nyatakan, Amin. Terus saya minta Alkitab dari seorang Kristen di tempat itu. Saya membaca, jalan salib yang dijalani Yesus Kristus.
Tempat yang kami ditahan itu, kandang anjing masih lebih baik lagi. Kami diperlakukan tidak sebagai manusia tapi sebagai binatang. Walau begitu, saya melihat dengan jelas, ada satu gambar dan mungkin itu Roh Tuhan berbicara, bahwa di gambar itu, Kristus menjalani hukumannya jalan itu. Terus hari itu juga, timbul dari hati saya dari batin saya, Tuhan yang tak berdosa menjalaninya hukuman. Kalau begitu, saya harus menjalaninya. Memikul salib dan kesakasian itu menguatkan saya di hari pertama sampai hari terakhir di penjara bahkan sampai sore ini, kita bisa bertemu kembali.
Segala puji dan hormat hanya bagi Dia, karena hanya Dia yang menguatkan. Segala perkara dapat saya lewati dalam kekuatan yang diberikan oleh Dia.
Kedua, saya ingin sampaikan, tadi dalam sambutan-sambutan terdahulu, banyak yang memberi penghargaan, pujian tapi saya orang biasa saja. Memang Tuhan memberi kepercayaan menjadi pemimpian. Mejadi pemimpin itu adalah kepercayaan dari Tuhan untuk saya. Di dalam kepercayaan itu mengandung tanggungjawab untuk rakyat kecil di Papua, di kampung-kampung di gunung-gunung, di lembah-lembah. Tuhan saya mau lakukan itu. Dan itu yang saya lakukan dengan keterbatasan sebagai manusia. Dan saya bersyukur, apa yang diletakan, sebagian mungkin masih dilanjutkan oleh yang berikutnya. Mungkin sebagian juga tidak.
Tetapi saya berjanji kepada diri saya, bahwa sisa hidup saya hanya untuk Tuhan dan untuk kemanusiaan. Saya akan lakukan itu di Papua, terutama dengan pemerintah yang ada, untuk lingkungan. Untuk keadilan, untuk kebenaran.
Tadi saya baru bicara dengan Pak Laksanto. Doktor Laksanto yang akan berbicara juga di hadapan bapak-bapak dan ibu sekalian, tentang kasus saya.
Tahun 1962, saya menjadi pegawai negeri dan saya pensiun sekitar tahun 2011. Saya jadi gubernur yang kedua kali. 50 tahun saya mengabdi di pegawai negeri dan politik. Sudah cukup. Cukup sudah. 50 tahun saya mengabdi kepada Negara. Tapi di ujung dari pengabdian saya, saya dipenjarakan, tanpa saya tahu kesalahan saya, bahkan sampai hari ini pun, saya tidak tahu. Tapi saya bersyukur karena saya bisa jalani itu. Yesus Kristus mnjadi Teladan. Dan dalam penjara, saya menemukan kebebasan yang sesungguhnya. Alkitab berkata, “Kebenaran yang membebaskan”
Apa itu kebenaran ? Anjil Yohanis 17: 17 disebutkan, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran. FirmanMu adalah kebenaran”. Jadi, saya melayani gereja 5 tahun sebagai pimpinan, ada suka cita da nada damai sejahtera yang dialami dan di situ pula saya lahir baru. Jadi saya buat komitmen, bahwa sisa hidup saya untuk Tuhan. Jadi, pada hari ini, tidak ada rapat politik.
Ondo Yanto Aluay katakan, acara ini, adalah syukuran penyambutan dari keluarga, dari kampun saya sendiri, Sentani, di mana saya dilahirkan – dibesarkan. Dan kembali saya melihat.
Bas menyanyi – Lagu Irian Jaya Bunga Bangsa yang liriknya – kata Irian Jaya diganti menjadi Tanah papua aku ingin pulang… pulang ke negri ku…. Tanah Papua, Bunga Bangsa :
Tetap akan saya cinta.. sampai Tuhan memanggil saya. Cinta rakyatnya….terutama rakyat kecil di kampung-kampung, cinta alamnya, hutannya. Saya mendapat penghargaan Internasional di London bersama banyak kepala negara karena saya dinilai oleh dunia, melindungi hutan Papua. Saya mencabut semua HPH waktu saya gubernur. Tapi sekarang, mungkin masih ada yang curi-curi kayu.
Jaga hutan. Jaga Hutan. Hutan habis, kita akan mati semua. Kita hidup karen ada pohon. Pohon dan air itu menghasilkan oksigen. Kita hidup karena ada humus. Kita hidup karena ada pohon ada sungai yang mengalir dari Gunung cycloop. Kita bisa makan dan kita bisa mandi.
Kalau tdk ada pohon,,, tidak ada hutan .. kita mati. Kita harus selamatkan hutan. Itu rasa kemanusiaan saya. Danau Sentani harus kita selamatkan. Itu tugas kemanusiaan saya. Hanya karena cinta rakyat dan alamnya. Alam yang memelihara kita. Ibu yang memelihara kita. Kalau kita ganggu ibu itu, ibu bisa membunuh kita dan terjadi malapetaka yang terjadi banjir bandang dari cycloop, sudah membunuh banyak orang, beberapa waktu lalu.
Pak Bupati Jayapura sempat ke Sukamiskin, kita bicarakan, bagaimkana Cycloop diselamatkan. Bagaimana Danau Sentani diselamatkan.
Tugas kita manusia hanya pelihara saja. Pelihara Danau. Jadi saya katakan, tidak ada yang niat politik, tidak ada niat sedikit pun untuk kembali ke politik. Saya hanya mau melayani Tuhan. Dan untuk kemanusiaan.
Pada kesempatan ini, saya serukan kepada kita semua untuk bersatu. Kita bersatu. Kita orang Papua jumlahnya sedikit di tengah=tengah bangsa yang besar ini. Kalau kita tidak bersatu, kita membunuh diri sendiri. Untuk itu, Bersatulah … Berbeda pendapat boleh, tapi jangan sampai terpecah belah.
Di Waropen (ketika Sidang Sinode GKI di Tanah Papua, Red), saya katakan, provinsi bisa 2, bisa 3, provinsi bisa 20, provinsi bisa 100, tapi Gereja Tuhan tetap satu di Tanah Papua. GKI di Tanah Papua, tetap satu. Karena nilai-nilai itulah, karena firman Tuhan itulah yang mempersatukan kita.
Kita hormati pemerintah yang ada. Kalau bisa kita bantu dengan apa dan bersama-sama melakukan hal-hal yang baik. Melakukan kebaikan setiap hari kepada setiap orang. Itu inti dari segala perintah dalam Alkitab. Dalam Bahasa se hari-hari disebut, melakukan kebaikan. Bukan hanya kepada sesama iman saja tetapi kepada semua orang. Dan dengan demikian, kita menjadi lilin-lilin yang bercahaya, di tengah kegelapan sekalipun.
Untuk itu, saya dan Pak Laksanto (pakar hukum, Red.), saya akan perkenalkan. Beliau, ini pada saat menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum se Indonesia. Dia mengambil insiatif untuk melakukan eksaminasi putusan pengadilan terhadap saya. Bukan itu saja, tetapi melakukan studi lebih dalam terhadap perkara saya. Dan bukunya sebentar lagi akan terbit dalam Bahasa Indonesia dan dalam Bahasa Inggris.
Saya tidak perlu membela diri. Nanti mereka yang ahli yang berkompoten dan independen melakukan studi itu. Apa pun hasilnya, saya tidak akan membalas. Saya tidak akan dendam. Hukumannya pun saya sudah jalani dan sudah selesai. Tuhan mengajarkan kita untuk mengampuni. Tidak boleh mendendam.
Tapi dari buku itu, rakyat Papua boleh baca atas pertanyaan rakyat, bahwa ini dia dipenjara karena korupsi. Apa betulkah kah ? Itu pertanyaan yang belum terjawab. Benarkah saya melakukan korupsi? Buku ini yang akan menjawab. Jadi baca buku itu.
Untuk mengembalikan nama baik saya, kehormatan saya dan martabat saya dan keluarga yang dirusak pada waktu itu, tanpa ada apa-apa. Semua rusak. Kami tidak bicara. kami tidak komentar. Hanya menelan. Menelan semuanya. Dan buku itu, mudah-mudahan akan diluncurkan akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Buku itu yang akan mejelakan kepada rakyat Papua dan rakyat Indonesia dan masyarakat Internasional mengenai kasus saya. Jadi tidak perlu saya bicara panjang lebar soal perkara saya.
Doktor Laksanto, seorang yang berjiwa besar berjuang betul-betul untuk mencari kebenaran. Pak Laksono tidak minta satu sen pun dari saya, ampai hari ini. Dan termasuk semua ahli hukum di perguruan tinggi. Banyak fakultas hukum negeri. semua guru besar hukum terlibat. Fakultas hukum Kristen, Katolik, islam (Muhamdiah) semu guru besar terlibat. Dan di situ mereka tulis semua. Jadi kasus saya dapat dibaca di buku itu.
SAMBUTAN DOKTOR LAKSANTO
Bapak ibu yang saya hormati, terutama Bapak Bupati bersama istri yang saya hormati, Bapak ketua adat yang saya hormati, bapak-bapak pendeta yg saya hormati, bapak ibu dan semua yg hadir malam ini.
Terima kasih atas kehadiran bapak ibu yang akan mendengar kesaksian saya – pembelaan saya – sehubungan dengan eksaminasi tim perguruan tinggi tentang eksaminasi kepada Bapak Barnabas Suebu.
Catatan Penulis :
Eksaminasi
Disarikan dari Apakah Eksaminasi Mengubah Putusan Hakim?, Eksaminasi adalah pengujian atau pemeriksaan terhadap surat dakwaan (jaksa) atau putusan pengadilan (hakim). Eksaminasi sering disebut dengan legal annotation, yaitu pemberian catatan-catatan hukum terhadap putusan pengadilan maupun dakwaan jaksa.
Emerson Yuntho, dkk dalam buku Panduan Eksaminasi Publik (hal. 19) menerangkan, esensi dari eksaminasi adalah menguji atau menilai putusan hakim dan/atau dakwaan jaksa. Hal yang dinilai dan diuji yaitu:
- Apakah pertimbangan hukum telah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum?
- Apakah prosedur hukum acaranya telah diterapkan dengan benar?
- Apakah putusan/dakwaan tersebut telah menyentuh rasa keadilan masyarakat?
Hal tersebut dilakukan untuk mendorong para hakim/jaksa agar membuat putusan/dakwaan dengan pertimbangan yang baik dan professional.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa eksaminasi tidak hanya dilakukan terhadap putusan pengadilan yang dikeluarkan oleh hakim, tetapi juga terhadap dakwaan yang dibuat oleh jaksa.
LANJUTAN SAMBUTAN LAKSANTO :
Saya dekan di fakultas hukum di Jakarta, saya sudah membaca statusnya hukum Kaka Bas. Ternyata, fakta-fakta di persidangan, apa-apa yang dilakukan dan apa yang jadi kesaksian di persidangan, tidak diungkapkan satu pun. Pada saat hakim memberikan putusan, tidak mempertimbangkan hal itu. Dan ini sudah menjadi catatan eksaminasi kami.
Tim eksaminasi itu, salah satunya dari Universitas Muhamadia, Universitas Indoenesia, Profesor atau ahli hukum tamatan dari jerman dari Admajaya Jakarta, kemudian aktivis KPK. Inilah yang menjadi eksaminator.
Apa hasilnya ? Ini dua kali saya berdiri di sini, kalau tdk salah, 2017 atau 2018. Saya berdoa, semoga, hasil eksaminasi kita menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk memberikan grasi. Kami berjuang melalui Mahkama Agung agar eksaminasi itu dengan memberikan rekomendasi untuk dipertimbangan untuk mendapatkan keringanan waktu itu.
Tapi surat rekomendasi itu dalam eksaminasi itu, tidak keluar sampai Kaka Bas bebas. Hasil ekasminasi ini akan kami bukukan dan sudah dipersiapkan oleh Kaka Bas, kita akan launching. Tapi Kaka Bas bilang jangan dulu, nanti pemerintah akan kehilangan muka kalau kita launching.
Kalau Kaka Bas memberikan nasehat kepada saya, hati-hati, tapi saya bilang, kita bisa berjalan dengan pedang. Tapi Kaka Bas selalu bilang… sabar… Jadi KK Bas menentramkan Tim. Bila perlu kita ke tingkat internasional karen Kaka Bas menjadi bagian dari masyarakat Internasional. Tapikaka Bas bilang, biarlah saya yg menjalani ini. Di situlah, Kaka Bas menjadi contoh. Jadi, dengan kesabaran dan kasih dari Kaka Bas, akhirnya dibebaskan. Dan kami bersama teman-teman, bersedia mendukung. memulihkan nama baik Kaka Bas buku itu.
Saya juga mohon, ijin dari Bapak ibu, saya mohon agar Kaka Bas membantu kami membuat Lembaga Eksaminasi Nasional. Mengapa ? karena banyak kasus-kasus seperti kasus Kaka Bas ini menyimpang dan kami akan melakukan control. Sekali lagi saya mohon dari Bapak Ibu yang ada di Sentani ini, agar mendapat restu, agar lembaga eksaminasi ini segera terbentuk. Terima kasih..
BAS SUEBU
Terakhir, terima kasih dari saya dan penghargaan kami untuk semua yang datang dari kampung yang jauh maupun dekat. Ini sudah malam. Dan kita dokan, nanti, supaya kita pulang, tiba dengan baik, di rumah masing masing.
Juga terima kasih dan penghargaan untuk keluarga yang mengambil prakarsa untuk acara syukuran penyambutan hari ini. Ondoafi Yanto, Ondoafi Yobe, Ondoafi Ifale, dan semua ondoafi lainnya yang sudah datang dari tadi pagi dan terus bersama-sama sampai sore malam hari ini. Helem foi moi.
Jalan ke depan, kita serahkan semua kepada Tuhan. Rancangan Tuhan, pasti rancangan damai untuk Papua. Bukan rancangan kecelakaan. Kalau pemimpin-pemimpin Papua berjalan di Jalan Tuhan, untuk rakyatnya, umatnya sendiri, maka rancangan Tuhan, pasti rancangan damai sejahtrera. Papua yang sukses dan gemilang untuk Indonesia dan untuk dunia.
Tapi kalau Papua jalan salah, kita ada dipersimpangan. Kita akan celaka. Mari kita satukan barisan kita untuk berjalan di jalan Tuhan.
Sebelum berdoa yang pimpin oleh Pendeta Herman Awom untuk mengakhiri acara syukuran ini, terlebih dahulu Kaka Bas melantunkan sebuah lagu rohani dalam Bahasa Sentani, Ayha Elekhio Hangga. (Krist Ansaka)