Beranda Lingkungan Abrasi di Pantai Skouw, Penduduk Mengungsi

Abrasi di Pantai Skouw, Penduduk Mengungsi

218
0
BERBAGI
Pantai Skouw

Kondisi pantai yang rusak serta angin dan ombak telah menyebabkan Abrasi. Sebagian penduduk yang sebelumnya bermukim di pantai, terpaksa mengungsi ke darat, jauh dari pinggir pantai

JAYAPURA, NGK – Warga Masyarakat Kampung Skouw Mabo, Distrik Muara Tami Kota Jayapura, mulai resah dengan kondisi abrasi yang semakin melebar di bibir sepanjang Pantai Skouw yang sudah terjadi sejak 10 tahun belakangan.

Kepala Kampung Skouw Mabo Hanok Mallo mengatakan panjang pantai sekitar Skouw yakni mencapai 3 Km, baik dari Skouw Yambe, Skouw Mabo hingga Skouw Sae. “Saat ini kondisi pantai yang rusak serta angin disertakan ombak hingga pengikisan bibir pantai. Sebagian warga yang sebelumnya bermukim di pantai terpaksa mengungsi ke darat jauh dari pinggir pantai,” ujar Hanok Mallo.

“Sebelumnya banyak warga yang bikin rumah di pinggir sini, sekarang mereka pindah jauh ke darat, karena air laut sudah hantam pantai sampai dekat dengan rumah ” ungkap Hanok Mallo Jumat, (3/5/2024).

Kepala Kampung yang juga anak asli Skouw Mabo ini, bahkan menceritakan kisahnya 20 tahun lalu saat mereka masih remaja, kondisi pantai dengan pasir yang cukup panjang serta rimbunya pohon kelapa dan pohon jenis lainya , sehingga pantai ramai di kunjungi warga untuk mandi dan berwisat, namun kondisi tersebut berbeda dengan saat ini.

“Dulu pasir panjang satu kilometer, kita kalau main, mandi sampai ke laut dan air tidak setinggi saat ini. kelapa juga banyak dulu. Sekarang gara -gara abrasi, banyak tanaman yang hilang dihantam ombak,” kata Hanok Mallo.

Menurut Mallo, kondisi ini mulai terlihat pada 10 tahun belakangan ini, walaupun sebelumnya, pemerintah pernah pasang beton pemecah ombak sepanjang  Pantai Skouw. Tapi kondisi alam yang ganas membuat pemecah ombak tersebut hilang diterpa air laut.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Papua Maikel Peuki, mengakui bahwa akhir-akhir ini kondisi permukaan air laut di sekitar lautan Pasific semakin naik, kemudian diperparah dengan ombak dan angin yang cukup kencang.

Tidak itu saja WALHI juga melihat bahwa apa yang terjadi di sepanjang pantai Skouw bukan saja air naik dan abrasi pantai yang cukup panjang, namun fenomena ini terjadi hampir di seluruh pantai dan perairan yang ada di Papua.

“Kondisi ini tidak saja di wilayah Skouw, tapi di seluruh Papua bahkan Indonesia, permukaan air laut naik dan abrasi yang mengancam” ujar Maikel Peuki

Direktur WALHI Papua menjelaskan juga, kondisi ini  sebagai akibat dari pemasan global, dan tutupan Hutan yang semakin sedikit, sehingga kondisi alam dan perubahan Iklim cukup  mempengaruhi kondisi Perairan di Wilayah Indo Pasific.

WALHI Papua berharap adanya perhatian serius dari semua pihak, terkait Kondisi alam yang terjadi di wilayah pesisir Pantai Skouw, karena menjaga alam, bukan saja tanggung jawab satu dua orang melainkan tanggung jawab semua. (nesta)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here