Beranda Hukum Informasi “Penembakan” Kepala Komnas HAM Papua Dipertanyakan

Informasi “Penembakan” Kepala Komnas HAM Papua Dipertanyakan

280
0
BERBAGI
Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Chris Warinusy (Foto: TribunNews.com)

Frist Ramandey: Saya sudah dievakuasi dari Sungai Rawara dan sekarang saya ada di Kampung Moskona.

 MANOKWARI, NGK – Kepala Perwakilan Komas HAM Papua, Frist Ramandey dikabarkan, ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Minggu (27/4/2025)  saat diundang untuk menghadiri proses pencarian dan rekonstruksi hilangnya Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat.

Menanggapi kabar yang tersiar disejumlah portal berita itu, Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Chris Warinusy mempertanyakan informasi “penembakan” itu.

“Saya mempertanyakan informasi ‘penembakan’ yang kabarnya sempat mengancam keselamatan jiwa seorang Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kompas HAM RI) di Provinsi Papua, Minggu (27/4) sekitar pukul 07:10 wit,” ungkap Yan Chris Waninusy yang juga salah satu Advokat serta Pembela Hak Asasi Manusia (human rights defender (HRD) kepada NGK, Minggu (27/5/25) melalui telepon selulernya.

Pembela HAM yang pernah meraih penghargaan internasional di bidang HAM  John Humphrey Freedom Award tahun 2005 di Montreal-Canada, Yan Chris Waninusy berharap kejadian ini patut diselidiki secara profesional berdasarkan hukum serta menghormati prinsip HAM yang berlaku universal.

“Saya  berharap, upaya pencarian terhadap keberadaan mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Teluk Bintuni Iptu Tomi Marbun hendaknya dikerjakan secara profesional Polri yang tidak terlampau terbuka, karena hingga saat ini keberadaan Iptu Marbun belum jelas,” kata  Direktur (LP3BH) Manokwari, Yan Chris Warinusy.

Warinusy menjelaskan, titik pencarian Iptu Marbun seyogyanya dimulai dari titik dimana Marbun dilihat terakhir kalinya oleh klien LP3BH, Silas Meyem di Sungai Rawara.

selanjutnya Iptu Marbun tidak terlihat lagi hingga saat ini.

“Klien kami, Silas Meyem sempat masuk ke Sungai Rawara dan sempat melihat Marbun Bahkan  menurut pengakuan klien kami itu, ia sempat mendengar bunyi suara tembakan senjata api saat dirinya berlari menyusuri sungai Rawara untuk memastikan kalau-kalau Iptu Marbun tersangkut di kayu atau batu di tepi Sungai Rawara.

Mengenai penembakan terhadap Frits Ramandey, perlu ditelusuri karena saat terjadi penembakan, Ramandey dan rombongan diduga berada dalam salah satu camp.

“Jika mereka menjadi sasaran penembakan, maka di TKP itu dapat diketemukan bekas tembakan di sekitar camp tersebut. Bagian ini adalah menjadi tugas dan tanggung jawab tim investigasi forensik dari Polri di Polres Teluk Bintuni dan Polda Papua Barat,” tegas Waninusy.

KABAR DITEMBAK KKB

Sementara itu, tersebar kabar di sejumlah portal berita, baik di Tanah Papua maupun di luar Papua, bahwa Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey sudah dievakuasi usai ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Sungai Rawara, Teluk Bintuni, Papua Barat.

Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frist Ramandey (Foto: TribunNews.com)

Frits diserang saat terlibat dalam operasi pencarian terhadap mantan Kasat Reskrim Polres Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun yang hilang 4 bulan terakhir.

“Puji Tuhan, saya dilindungi Tuhan. Kami berlima dilindungi Tuhan, tidak ada yang kena. Kami lima orang selamat dan saya sudah dievakuasi dari Sungai Rawara. Sekarang saya ada di Kampung Moskona,” kata Frits kepada NGK melalui telepon selulernya pada Minggu (27/4/2025).

Frits memastikan tidak mengalami luka akibat dari tembakan pelaku. KKB melakukan penyerangan saat Frits turun ke sungai didampingi 4 personel kepolisian.

Frits menegaskan, ia sebagai Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua diundang untuk menghadiri proses pencarian dan rekonstruksi hilangnya Iptu Tomi Marbun. “Untuk itu, saya sudah berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sejak Rabu (23/4). Dan personel gabungan mendirikan camp di sekitar lokasi Iptu Marbun dilaporkan hanyut (?).

Kata Frist, arus di Kali Rawara sangat kencang, lalu jarak tempuh itu sangat jauh. Jarak tempu dua hari. Jadi memang sangat berisiko.

Kepala Komnas HAM Papua menjelaskan, sebelumnya penembakan itu terjadi, ia hendak MCK (mandi, cuci, kakus) dan didampingi empat personel kepolisian.  “Nah pukul 07.10 WIT kami ditembak dari sebelah kali. Tapi syukur kami berlima tidak ada yang korban,” ujar Frits. (Krist A)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here