Beranda K-AMAN VI Sekilas Mengenal Budaya Snap Mor Masyarakat Adat Suku Byak

Sekilas Mengenal Budaya Snap Mor Masyarakat Adat Suku Byak

211
0
BERBAGI
Dengan tradisi Snap Moor, masyarakat adat Byak saat ramai-ramai menangkap Ikan (Foto: Nesta)

Snap Mor adalah kegiatan menangkap ikan secara tradisional

BYAK, NGK – Suku Byak adalah salah satu suku di Papua yang mendiami pulau Biak dan sekitarnya. Suku ini merupakan salah satu  komunitas suku terbesar di Papua. Bahasa mereka hanya satu yaitu Bahasa Byyak tapi yang membedakan mereka adalah dialek yang dipakai oleh kelompok-  kelompok komunitas dalam suku Byak.  Pulau Biak berada di Utara  Papua berbatasan langsung dengan Samudara Pasifik.

Salah satu budaya yang terkenal adalah budaya Snap Mor. Budaya Snap Mor merupakan kebiasaan masyarakat beramai ramai melaksanakan pesta menangkap ikan sekaligus sebagai bentuk  melestarikan Sumber Daya Alam mereka.

Kegiatan Snap Mor adalah kegiatan menangkap ikan secara tradisional dengan cara memagari sebagian pesisir dengan alat bantu jaring sambil menjaganya sejak air pasang waktu pagi hari atau subuh  hingga saat air surut atau siang hari. Disaat air surut atau  sudah kering dan tinggal sejumlah kolam-kolam, maka saat itulah dipersilahkan semua warga kampung bahkan kampung tetangga untuk mulai menangkap ikan.

“Tradisi ini kami sudh lakukan sejak nenek moyang dan tetap di pertahankan turun temurun” ungkap Kumeser Kafiar salah satu Tokoh Masyarakat Adat Biak Papua.

Kumeser Kafiar yang juga aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara AMAN dan Dewan Adat Papua Biak ini menjelaskan, sebelum Snap Mor dilakukan, daerah atau lokasi yang ingin dijadikan sebagai tempat Snap Mor harus di Sasi atau dilarang.

Pelarangan ini dilakukan beberapa waktu tertentu sehingga tidak ada orang yang melakukan aktivitas penangkapan ikan di lokasi itu. Setelah habis Sasi, maka lokasi itu di ijinkan untuk dilakukan aktivitas penangkapan ikan.

Snap Mor biasanya dilakukan saat air laut pasang dan surut terbesar biasanya terjadi pada saat bulan sabit dan pada saat bulan purnama pertama pada musim Juni hingga Oktober atau musim air surut terbesar disaat siang hari.

Snap Mor merupakan salah satu cara kegiatan matapencaharian berkelanjutan yang dimiliki suku Byak,” jelas Kumeser Kafiar.

Sebelum masyarakat adat suku Byak mengenal adanya jaring, maka yang dilakukan adalah mengumpulkan sebagian batu karang menjadi tumpuhkan lalu membiarkan ikan untuk berada dalam tumpuhkan karang batu tersebut. Disaat air laut surut, masyarakat beramai ramai menangkap ikan yang berada pada tumpuhkan karang batu tersebut.

Tumpuhkan karang batu itu yang disebut Mor. Lalu dengan adanya pengetahuan jaring maka ditambah dengan kegiatan menjaring atau memagari tepi pantai atau laut dengan jaring maka disebut Snap.

Snap Mor dapat dikatakan kegiatan inklusi sosial karena dapat diikuti oleh anak anak, remaja, pemuda pemudi laki- laki dewasa, orang tua maupun yang disabilitas.

Fredrik Morin, salah satu nelayan di Biak mengakui, tradisi Snap Mor merupakan tradisi sakral yang dilakukan pada waktu atau kesempatan tertentu, sehingga kebiasaan masyarakat adat Byak ini turun temurun terus dilestarikan dalam upaya menjaga keseimbangan alam, yang condong menggunakan alat tangkap moderen, sehingga ini sebagai bagian dalam menjaga alam dan alam memberikan manfaat bagi kita.

“Tradisi dan moderen  untuk menjaga keseimbangan, sehingga alam juga memberikan manfaat bagi kita manusia,” Fredrik Morin.

Selain itu tradisi Snap Mor sebagai edukasi kepada masyarakat Adat untuk menjaga lingkungan agar populasi ikan tetap ada untuk memberikan manfaat ekonomi. (Nesta)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here